Kebakaran di SDN 3 Pengotan Diduga Akibat Korsleting Listrik, Kerugian Ditaksir Rp 140 Juta

Akibat musibah kebakaran tersebut, pihak sekolah kini mengalami kerugian materil hingga ratusan juta rupiah.

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Polisi ketika membatu petugas damkar Bangli melakukan pendinginan pasca musibah kebakaran di SDN 3 Pengotan. Senin (16/3/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Sebuah ruangan di SDN 3 Pengotan, Bangli diamuk si jago merah, Senin (16/3/2020).

Akibat musibah kebakaran tersebut, pihak sekolah kini mengalami kerugian materil hingga ratusan juta rupiah.

Informasi yang dihimpun, musibah kebakaran diketahui sekitar pukul 08.55 wita.

Ruangan mes guru yang dimanfaatkan sebagai dapur, UKS serta gudang penyimpanan itupun hangus terbakar.

Update 11 Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 di RSUP Sanglah Denpasar, Tunggu Hasil Lab

Teco Liburkan Kegiatan Bali United, Para Pemain Pulang Kampung

Liga 2 2020 Berjalan Tanpa Rekomendasi BOPI, Kok Bisa?

 Musibah yang terjadi pun sempat membuat anak-anak kelas III panik. Pasalnya jarak antara bangunan yang terbakar dengan ruang kelas hanya berkisar tiga meter saja.

Kepala Sekolah SDN 3 Pengotan, I Ketut Delemdem mengatakan, pada hari Senin (16/3/2020) pagi, siswa siswi di SDN 3 Pengotan masih tetap masuk sekolah seperti biasa.

Kendati demikian, tidak ada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan mengingat adanya surat edaran dari Gubernur Bali.

“Khususnya anak kelas IV sampai VI kami ajak ke kebun belakang sekolah untuk menanam tanaman obat keluarga (toga).

 Sedangkan anak kelas I sampai III berada didalam kelas agar tidak mengganggu kakak kelasnya, mengingat ada kegiatan mencangkul,” ucapnya.

Belum selesai kegiatan berkebun, lanjut Delemdem, anak-anak kelas III berhamburan keluar kelas.

Pihaknya yang kebetulan dekat dengan lokasi tersebut segera mendatangi ruang kelas III, dan terkejut mendapati bangunan bekas mes guru itu telah terbakar.

“Saat diketahui, kondisi api sudah membesar dan membakar plafon. Sayapun ikut berteriak hingga terdengar oleh warga yang bermukim dekat dengan sekolah, dan sambung menyambung hingga warga di Banjar Padpadan, Desa Pegotan datang untuk membantu melakukan upaya pemadaman,” katanya.

Delemdem tidak memungkiri saat terjadi kebarakan kondisi anak-anak kelas III panik. Sebab selain lokasinya kelas yang berdekatan, kaca pada bangunan tersebut juga pecah.

Kobaran api juga cepat membesar karena bangunan tersebut sebagian berbahan kayu. Disamping itu dalam bangunan tersebut terdapat sejumlah peralatan olah raga.

“Jarak antara ruang kelas dengan bangunan bekas mes guru itu sekitar 3 meter. Atas kondisi yang terjadi, akhirnya saya menenangkan agar mereka tidak panik, serta mengkoodinir agar anak-anak kelas I,II da III untuk berkumpul di halaman sekolah,” ujarnya.

 Disamping meminta pertolongan warga, Delemdem juga mengaku langsung menghubungi pihak kepolisian, serta menghubungi pihak damkar.

Lantaran jarak yang cenderung jauh, kobaran api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 11.00 wita.

Delemdem menambahkan, pasca kejadian tersebut pihaknya segera memulangkan anak-anak dengan alasan keselamatan.

Ia juga telah berkoodinasi dengan dinas pendidikan, serta diarahkan untuk segera membuat laporan penghapusan aset.

“Tadi juga kami telah menghubungi kelihan dusun dan ketua komite. Berdasarkan hasil pertemuan, sudah disepakati untuk segera membuat upacara pembersihan,” tandasnya.

Kasubag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi saat dikonfirmasi terpisah menjelaskan sebelum terjadi musibah kebakaran, para guru dan murid saat itu sedang melaksanakan kegiatan gotong royong di belakang sekoah.

Kebakaran tersebut diketahui oleh para siswa yang saat kejadian berada di halaman sekolah.

“Para murid berteriak ada kebakaran, sehingga kepala sekolah dan guru lainnya bergegas kehalaman sekolah,” katanya.

Berdasarkan kesaksian kepala sekolah SDN 3 Pengotan, I Ketut Delemdem, lanjut AKP Sulhadi, ketika sampai ke halaman tengah kobaran api diketahui sudah membesar hingga plafon ruangan.

Mendapati hal tersebut pihak sekolah bergegas meminta pertolongan kepada warga, menghubungi pemadam kebakaran Pemkab Bangli, Polsek Bangli serta  PLN untuk memutuskan aliran listrik.

AKP Sulhadi menambahkan, berdasarkan olah TKP kuat dugaan kebakaran terjadi akibat konsleting listrik. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

 Hanya saja kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp 140 juta.

“Diketahui sejumlah buku pelajaran, peralatan olahraga, hingga peralatan UKS seperti kasur, maupun alat timbang berat badan hangus terbakar,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved