Cerita Orang Indonesia Ketika Perancis Lockdown, Tak Semudah yang Dibayangkan Perlu Persiapan Matang
Perancis salah satu negara yang ikut lockdown atau karantina sendiri untuk menekan penyebaran virus COVID-19.
Pegawai yang punya anak di bawah 16 tahun dicutikan, agar mereka bisa menjaga anaknya di rumah.
Dan mendapat gaji penuh 100% dari perusahaan.
Kemudian perusahaan menagih ke pemerintah.
President Macron menjamin: segala usaha, enerji akan dikerahkan, sampai kapan pun untuk menjamin gaji 100% kepada para pegawai yang terkena pengangguran teknis.
Pengangguran teknis ini benar- benar bikin kepala ubanan.
Yang punya anak di bawah 16 tahun, kan, juga termasuk para dokter dan perawat.
Apakah para dokter dan perawat yang sedang sangat dibutuhkan tenaganya harus dirumahkan juga?
Pemerintah menjamin akan ada yang menjaga anak- anak para dokter dan suster.
Tapi... para baby-sitter... bagaimana mereka bisa menjaga anak- anak para dokter dan suster?
Karena, tempat penitipan anak tutup. Para babysitter juga ada yang punya anak di bawah 16 tahun, yang harus dijaga di rumah.
Siapa yang menjaga anak2 para babysitter kalau mereka harus menjaga anak2 para dokter dan suster?
Yang juga bikin pusing adalah para pegawai toko, restoran, café, bar... Pemerintah juga harus menjamin 100% gaji mereka.
Belum lagi para pemilik toko, restoran, bar, café... yang kehilangan 100% omsetnya.
Lagi- lagi pemerintah yang harus jamin, bahwa segala macam iuran perusahaan (iuran pengangguran, iuran kesehatan, iuran pensiunan dsb), pajak... pemerintah harus membekukannya.
Kalau iuran tersebut berhenti masuk ke kas negara... bagaimana negara harus membayar para pengangguran, para pensiunan, dan para pasien?