Cerita Orang Indonesia Ketika Perancis Lockdown, Tak Semudah yang Dibayangkan Perlu Persiapan Matang

Perancis salah satu negara yang ikut lockdown atau karantina sendiri untuk menekan penyebaran virus COVID-19.

Editor: Wema Satya Dinata
REUTERS - CHRISTIAN HARTMANN
Patroli polisi Prancis di alun-alun Tocadero dekat menara Eiffel di Paris sebagai lockdown yang diberlakukan untuk memperlambat laju penularan penyakit coronavirus (COVID-19) dimulai pada tengah hari di Perancis, Prancis, Selasa (17/3/2020) 

TRIBUN-BALI.COM - Saat ini sudah ada 8 negara melakukan kebijakan lockdown atau mengisolasi diri dari dunia luar untuk menekan penyebaran virus COVID-19.

Warga Indonesia pun berharap Presiden Jokowi mengeluarkan kebijakan lockdown.

Apakah semudah itu melakukan lockdown? Dan bagaimana dampak lockdown buat negara itu, sudah siapkan pemerintah Indonesia melakukannya?

Perancis salah satu negara yang ikut lockdown atau karantina sendiri untuk menekan penyebaran virus COVID-19. Bagaimana kondisinya?

China Melaporkan Tidak Ada Kasus Baru Virus Corona Domestik Untuk Pertama Kalinya

Tak Ada Penjelasan dari Guru Jadi Kendala Resdyanti Belajar di Rumah, Kadisdik: Masih Tahap Adaptasi

Pemain Bali United Hariono Sebut Lebih Bersemangat Dengan Kelahiran Putrinya

Ada sebuah tulisan yang juga viral dari mantan koresponden Tempo era 1990, Sapta Adiguna atau Lie Che Min orang Indonesia yang tinggal di Paris sampai sekarang.

Dia menjelaskan bagaimana kebijakan lockdown di Perancis. Berikut tulisannya:

PRANCIS DIKARANTINA: LOCKDOWN TIDAKLAH SEMUDAH MENGUNCI PINTU

Senin pagi ini, 16 Maret 2020 semua sekolah dari TK sampai dengan universitas diliburkan.

Mulai Selasa siang, 17 maret 2020, pukul 12.00, karantina diberlakukannya.

Seluruh penduduk Prancis dilarang keluar rumah. Kecuali untuk kebutuhan mendesak: membeli makanan kebutuhan sehari-hari, ke dokter (rumah sakit). Pelanggaran akan didenda.

Kumpul2 di luar, kumpul antar keluarga dan teman dilarang. Pesta pernikahan ditunda.

Dan, yang unik, untuk pertama kalinya: ronde kedua pemilihan walikota terpaksa ditunda. Tapi walikota yang sudah menang di atas 50%, hari minggu kemarin, dianggap sah terpilih.

Karantina ini berlaku untuk dua minggu. Kemungkinan diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.

Keputusan ini tidaklah mudah diambil karena me-lockdown sebuah negara berpenduduk 75 juta tidaklah semudah mengunci pintu rumah - seperti yang banyak dikoar-koarkan, dan diperkirakan oleh orang.

Me-lockdown sebuah negara, bukanlah sebuah perlombaan adu cepat siapa yang memutuskannya - dalam waktu 24 jam - untuk sekadar pencitraan.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved