Cerita Orang Indonesia Ketika Perancis Lockdown, Tak Semudah yang Dibayangkan Perlu Persiapan Matang
Perancis salah satu negara yang ikut lockdown atau karantina sendiri untuk menekan penyebaran virus COVID-19.
Perusahaan-perusahaan yang tutup, mereka perlu dana segar untuk menjalankan perusahaannya nanti.
Lagi-lagi, pemerintah juga harus menghimbau kepada para bankir untuk meminjamkan duitnya.
Dan pemerintah harus menjamin 100% utang-utang para pengusaha dari tagihan bank.
Pemerintah menjamin utang perusahaan sampai 300 milyar Euros.
Padahal setiap DETIK hutang Prancis bertambah +2 685,70€.
Sekarang, dengan diputuskannya lockdown total mulai Selasa, 17 maret pukul 12H00, skenario berubah lagi.
Semua pegawai diliburkan.
Jadi pemerintah bukan saja harus menjamin gaji para pegawai yang punya anak di bawah usia 16 tahun.
Tapi SELURUH pegawai harus digaji 100%.
Pemerintah juga memutuskan, seluruh tagihan listrik, air, gas dibekukan.
Pembayaran sewa apartemen/rumah ditunda.
President Macron memutuskan cadangan masker akan mulai dibagikan ke seluruh apotik di Prancis - dan diutamakan untuk para dokter dan perawat.
Untuk rumah sakit di kampung-kampung, tentara akan dikerahkan untuk membantunya.
Di daerah di mana Coronavirus merajalela, tempat tidur akan ditambah.
Dan tentara di minta bantuannya untuk memindahkan para pasien.
Jadi...bisa dibayangkan betapa kompleksnya masalah yang harus dihadapi dan ditangani untuk memutuskan lockdown.
Jadi tidaklah gampang sekadar berteriak lockdown... semudah mengunci pintu rumah. (*)