Corona di Bali
Koster Sebut Hanya Ada 18 Pasien Isolasi Virus Corona, Jadi Destinasi Pariwisata Bali Tetap Dibuka
Koster Sebut Hanya Ada 18 Pasien Isolasi Virus Corona, Jadi Destinasi Pariwisata Bali Tetap Dibuka
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ditengah mewabahnya coronavirus desease 2019 (Covid-19), Bali nampaknya masih membuka berbagai destinasi wisata.
Berbagai destinasi masih dibuka untuk wisatawan itu seperti Nusa Penida, Ubud, Sanur dan di wilayah Kabupaten Badung.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, meski masih membuka berbagai destinasi, pihaknya mengaku sudah menerapkan standar operasional prosedur (SOP) dengan cukup baik.
• Gusti Ayu dan Agus Tak Menyangka Komunikasi Bareng Tut Nik Membuka Tabir Kejahatan Mereka
"Sejauh ini kita tidak ada sesuatu yang mesti tidak terlalu drastis. Saya ikuti juga perkembangan di rumah sakit, itu tidak ada penambahan sampai saat ini. Jadi negatif, hanya ada 18 yang masih dalam pengawasan dan diisolasi di rumah sakit," kata dia.
Hal itu Gubernur Koster sampaikan saat konferensi pers di rumah jabatan bersama dengan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Elyanus Pongsoda dan Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI KPw) Bali Trisno Nugroho serta beberapa pihak lainnya, Kamis (19/3/2020).
Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra menegaskan bahwa kebijakan Pemprov Bali tidak menutup Bali.
• Koreksi Data Pasien Positif Virus Corona di Indonesia, Bukan 309 Pasien, Ini Data Sebenarnya
Hal ini sesuai dengan garis kebijakan pemerintah Pusat yang dikeluarkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Presiden sudah mengatakan kebijakan untuk menutup itu kewenangan pemerintah pusat. Tentu gubernur dalam garis kebijakan itu," tuturnya.
Pihaknya mengaku masih melakukan berbagai strategi dalam pencegahan meluasnya wabah Covid-19 dengan cara lain.
• Pasien Positif Virus Corona di Provinsi ini Naik Dua Kali Lipat Dalam Sehari, Ribuan Pasien Diawasi
Dirinci olehnya, berbagai upaya yang bisa dilakukan selain lockdown yakni menerapkan social distancing atau mengurangi orang yang berinteraksi jarak dekat dan dalam jumlah yang banyak.
Cara ini sudah diterapkan oleh Pemprov Bali dengan mengambil kebijakan agar pelajar dan pegawai pemerintahan bisa belajar dan bekerja dari rumah.
Selain itu, pihaknya juga mengaku sudah mempertebal pemeriksaan di pintu-pintu masuk ke Bali, melakukan penyemprotan disinfektan, melakukan kampanye pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Jadi jangan terjebak. Jangan terjebak (dengan lockdown)," tuturnya.
Dirinya menegaskan, agar pemikiran untuk mengantisipasi Covid-19 ini jangan hanya terjebak pada satu strategi lockdown, menutup atau isolasi semata.
"Jangan terjebak di situ (lockdown). Masih banyak sekali upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk melakukan pencegahan," kata Dewa Indra.
"Jadi jangan fokus di situ, itu bukan satu-satunya cara, bukan satu-satunya strategi. Masih banyak cara yang lain yang bisa mengendalikan penyakit ini," imbuh mantan Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali itu. (*)