Nyepi di Bali

Final, Tak Ada Pengarakan Ogoh-ogoh Saat Pangerupukan di Denpasar, Setiap Banjar Dapat Rp 10 Juta

Akan tetapi ada rencana jika ogoh-ogoh ini nanti akan ditampilkan pada saat parade ogoh-ogoh di bulan September atau Oktober 2020.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Ogoh-ogoh yang dikerjakan ulang oleh STT Eka Dharma Suwitra untuk diikutsertakan dalam lomba Kota Denpasar, Kamis (19/3/2020) 

Sementara itu, Bendesa Adat Poh Gading, Desa Ubung Kaja, Agung Ngurah Suparta mengatakan, langkah ini merupakan salah satu upaya kesiapsigaan bencana Covid-19.

Dirinya pun menyambut baik dengan adanya penundaan ini.

Sementara terkait dana sebesar Rp 10 juta, dirinya mengangap sebagai perangsang untuk membangkitkan semangat sekaa teruna.

"Apapun instruksinya ya kami ikuti. Hal itu juga untuk membangkitkan ekonomi yang lagi down. Jadi dana ini sebagai perangsang," katanya.

Sementara itu Bendesa Pagan,  I Wayan Subawa memgungkapkan keputusan ini untuk kebaikan bersama.

"Dalam pelaksanaan beragama dan berbudaya, kita harus cermat pintar membaca situasi, dalam hal ini menghadapi covid-19, dibutuhkan kesadaran dalam pelaksanaan upacara dan upakara di Bali, dengan menjalankan  segala cara tanpa mengurangi makna dari sisi nilai dan tradisi," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved