Corona di Indonesia
Setelah Disemprot Desinfektan, GWK Bali Langsung Tutup Operasional Hingga Tanggal Ini
Seusai Tim Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali melakukan penyemprotan cairan desinfektan di Garuda Wisnu Kencana
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ady Sucipto
zaenal nur arifin
06.31 (16 jam yang lalu)
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Seusai Tim Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali melakukan penyemprotan cairan desinfektan di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park pagi tadi.
Pihak manajemen pada siang harinya memutuskan untuk melakukan penutupan keseluruhan GWK Cultural Park mengikuti kebijakan Pemprov Bali dari Gubernur Bali yang mengarahkan Bupati/Walikota se-Bali agar obyek wisata yang ada ditutup sementara.
“Rencana (penutupan) bertahap cuma tadi keputusan dari manajemen untuk ditutup sesuai instruksi yang semalam diterima.
• Destinasi Wisata Pantai Pandawa Patuhi Instruksi Gubernur Bali Soal Penutupan Sementara Obyek Wisata
• Virus Corona Semakin Mewabah di Indonesia, Bagaimana Mudik Lebaran Tahun Ini?
• Di Tengah Wabah Covid-19, Anggota DPR Usul Pemerintah Kaji Pembebasan Narapidana Kejahatan Ringan
Jadi tadi siang kami langsung efektifnya tadi sekitar jam 12 sudah tutup semuanya.
Itu tutup total sampai tanggal 31 Maret mendatang,” imbuh Marcomm Manager GWK Cultural Park, Oktaviano Pratomo, Sabtu (21/3/2020).
Okta menambahkan pagi tadi begitu open gate sudah ada wisatawan yang datang, tapi pihaknya menunggu sampai wisatawannya selesai berkunjung.
Begitu keputusan tutup total keluar kami tutup dahulu semua loket penjualan tiket baik yang online maupun on the spot sudah tutup.
“Jadi otomatis tidak ada orang yang beli tiket lagi. yang di dalam selesai juga langsung keluar kami tunggu sampai mereka selesai di dalam.
Tadi wisatawan terakhir yang keluar sekitar pukul 13.00. Untuk wisatawan yang telah memesan tiket, kami melakukan refund,” kata Okta.
Selama 10 hari hanya tinggal petugas keamanan atau security dan petugas engineering yang akan standby di GWK Cultural Park.
“Yang masih stay security sama engginering, selain itu sementara dirumahkan. Sementara ini sampai tanggal 30 Maret, mudah-mudahan tanggal 31 nanti sudah oke kita bisa langsung buka tanggal 1 April,” tambahnya.
Dampaknya? Otomatis pasti zero visitor, tapi kami tetap akan dukung apapun kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
“Kami sebenarnya ada agenda event festival ogoh-ogoh, tapi akhirnya kami jadikan lomba tertutup artinya peserta datang mengumpulkan ogoh-ogoh mininya.
Dan penilaian dilakukan tertutup jadi tidak ada pengunjung.
Kami juga sudah siapkan pagelaran event pertunjukan ogoh-ogoh kolosal dengan sekitar 1.000 orang performer tapi itu juga dipastikan batal,” tutur Okta.(*)