Ternyata Konsumsi Vitamin C Dosis Tinggi Tak Berguna Cegah Covid-19, Ini yang Harus Dikonsumsi
“Sejauh ini tidak ada riset yang menunjukkan vitamin C bisa melindungi tubuh dari virus corona,” kata profesor biologi Miryam Wahrman
Angka penjualan suplemen vitamin ini pun selalu berada di urutan teratas.
Menurut National Institute of Health, vitamin C tidak mengurangi risiko tertular flu.
Tetapi mereka yang mengonsumsinya mungkin durasi sakitnya bisa dikurangi atau lebih ringan.
• Bayi Kembar Ini Dinamakan Corona dan Covid, Ortu Ungkap Kisah Susah dan Bahagia Begini
Ahli nutrisi Kamal Patel mengatakan, tidak benar jika vitamin C dosis tinggi dapat menjadi pendorong (booster) sistem imun.
Ia mengibaratkan sistem imun seperti sistem misil yang bekerja untuk menghalau segala bahaya.
Jika sistem imun dibuat terlalu peka, maka yang timbul adalah reaksi autoimun.
Sebaliknya, jika kurang peka maka seseorang akan lebih gampang tertular penyakit.
“Sistem imun sangat kompleks dan sangat sedikit yang sudah kita ketahui"
"Jadi, sayangnya kita tidak bisa menggunakan sesuatu yang disebut ‘booster’ untuk membuat sistem ini bekerja lebih baik,” kata Patel.
Pasien Covid-19 diberi vitamin C Rumah sakit di New York dan Wuhan memang berikan vitamin C dosis tinggi ke pasien yang dirawat karena Covid-19.
Dosisnya 16 kali lebih tinggi dari pada dosis harian individu yang sehat.
Menurut Patel, pemberian vitamin C pada pasien itu masuk akal karena orang yang sangat sakit kadar vitamin C dalam tubuhnya jadi rendah dan butuh segera digantikan.
“Manusia adalah satu-satunya mamalia yang tubuhnya tidak bisa membuat sendiri vitamin C, mereka harus mengasupnya"
"Jadi, ketika menghadapi stres psikologis yang berat, pemberian vitamin C lewat infus merupakan cara untuk mendapatkan antioksidan dan anti-inflamasi,” paparnya.
Saat ini para dokter masih mempelajari efek pemberian vitamin C pada pasien Covid-19.