Ternyata Konsumsi Vitamin C Dosis Tinggi Tak Berguna Cegah Covid-19, Ini yang Harus Dikonsumsi

“Sejauh ini tidak ada riset yang menunjukkan vitamin C bisa melindungi tubuh dari virus corona,” kata profesor biologi Miryam Wahrman

zoom-inlihat foto Ternyata Konsumsi Vitamin C Dosis Tinggi Tak Berguna Cegah Covid-19, Ini yang Harus Dikonsumsi
net
Vitamin C

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Konsumsi vitamin C dosis tinggi tak berguna cegah Covid-19 atau virus corona.

Namun sampai saat ini, masyarakat mempercayai apabila konsumsi vitamin C dosis tinggi bisa cegah Covid-19.

Padahal, sejauh ini tak ada pil, suplemen, atau vaksin, yang bisa sembuhkan penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona.

Kendati demikian, hal itu tak menyurutkan minat orang untuk memborong vitamin C dosis tinggi.

Seperti halnya ramuan rempah-rempah yang harganya langsung melambung karena dianggap bisa cegah infeksi virus corona, saat ini vitamin C juga laris diburu masyarakat.

Di Amerika Serikat saja, terjadi peningkatan penjualan vitamin C sampai 146 persen.

7 Tips Menekan Pengeluaran, Ini Jumlah Pengeluaran Ideal Per Bulan

Peneliti Ungkap Mata Merah Muda Jadi Pertanda Gejala Terinfeksi Virus Corona, Hindari Sentuh Mata

Ini 5 Langkah Agar Bisa Mandiri Secara Finansial

Di media sosial bertebaran anjuran untuk mengonsumsi vitamin C dosis tinggi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan melawan virus corona.

Tetapi, apakah vitamin C dosis tinggi itu memang efektif menangkal infeksi virus?

Vitamin C merupakan suplemen vitamin yang paling populer.

Kaitan antara vitamin ini dengan kemampuannya melawan penyakit dibuat oleh peraih Novel Kimia, Linus Pauling, yang menulis buku Vitamin C and Common Cold.

Dalam bukunya, Pauling merekomendasikan 3000 miligram vitamin C setiap hari.

Buku yang ditulis tahun 1970-an tersebut sangat laris dan dicetak ulang dengan klaim bahwa bisa mengatasi epidemi flu babi (swine flu).

Ramalan Zodiak 5-11 April 2020, Libra Sibuk dengan Pekerjaannya, Scorpio Termotivasi

3 Pasangan Zodiak Ini Diprediksi Jadi Pasangan Terbaik di Tahun 2020, Siapa Saja Mereka? 

Ramalan Zodiak Kesehatan 5 April 2020, Cancer Disarankan untuk Menguatkan Imunitas

Studi-studi ilmiah selanjutnya menunjukkan bahwa klaim Pauling itu tidak akurat.

Ketika ia menyebutkan vitamin C bisa menyembuhkan kanker, ia kehilangan kredibilitasnya di komunitas ilmuwan.

Walau begitu, keyakinan bahwa vitamin C bisa menyembuhkan flu tetap bertahan di masyarakat.

Angka penjualan suplemen vitamin ini pun selalu berada di urutan teratas.

Menurut National Institute of Health, vitamin C tidak mengurangi risiko tertular flu.

Tetapi mereka yang mengonsumsinya mungkin durasi sakitnya bisa dikurangi atau lebih ringan.

Bayi Kembar Ini Dinamakan Corona dan Covid, Ortu Ungkap Kisah Susah dan Bahagia Begini

Ahli nutrisi Kamal Patel mengatakan, tidak benar jika vitamin C dosis tinggi dapat menjadi pendorong (booster) sistem imun.

Ia mengibaratkan sistem imun seperti sistem misil yang bekerja untuk menghalau segala bahaya.

Jika sistem imun dibuat terlalu peka, maka yang timbul adalah reaksi autoimun.

Sebaliknya, jika kurang peka maka seseorang akan lebih gampang tertular penyakit.

“Sistem imun sangat kompleks dan sangat sedikit yang sudah kita ketahui"

"Jadi, sayangnya kita tidak bisa menggunakan sesuatu yang disebut ‘booster’ untuk membuat sistem ini bekerja lebih baik,” kata Patel.

Pasien Covid-19 diberi vitamin C Rumah sakit di New York dan Wuhan memang berikan vitamin C dosis tinggi ke pasien yang dirawat karena Covid-19.

Dosisnya 16 kali lebih tinggi dari pada dosis harian individu yang sehat.

Menurut Patel, pemberian vitamin C pada pasien itu masuk akal karena orang yang sangat sakit kadar vitamin C dalam tubuhnya jadi rendah dan butuh segera digantikan.

“Manusia adalah satu-satunya mamalia yang tubuhnya tidak bisa membuat sendiri vitamin C, mereka harus mengasupnya"

"Jadi, ketika menghadapi stres psikologis yang berat, pemberian vitamin C lewat infus merupakan cara untuk mendapatkan antioksidan dan anti-inflamasi,” paparnya.

Saat ini para dokter masih mempelajari efek pemberian vitamin C pada pasien Covid-19.

Setidaknya ada dua penelitian klinis yang dilakukan yaitu di Italia dan China.

Di Hubei, China, 140 pasien Covid-19 yang menderita pneumonia diberikan 12 gram vitamin C lewat infus untuk mengetahui apakah dosis itu bisa melawan penyakit.

Walau demikian, siapa pun tidak direkomendasikan untuk melakukan uji coba semacam itu sendiri.

Mendapatkan vitamin C lewat infus sangat berbeda dengan konsumsi suplemen.

Bahkan kita pun seharusnya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mengasup vitamin C dosis tinggi.

“Sejauh ini tidak ada riset yang menunjukkan vitamin C bisa melindungi tubuh dari virus corona,” kata profesor biologi Miryam Wahrman, seperti dikutip dari Insider.

Kekurangan vitamin C memang berdampak buruk bagi tubuh, tetapi kita juga jangan berlebihan mengonsumsinya.

Apalagi kadar yang tinggi bisa memicu pembentukan batu ginjal.

Untuk penuhi asupan vitamin tubuh, sebaiknya konsumsi makanan karena dapat diserap dan digunakan tubuh secara lebih baik ketimbang melalui suplemen.

9 Makanan Ini Mengandung Vitamin C Lebih Tinggi Daripada Buah Jeruk

Ketika ingin mendapat manfaat vitamin C, pikiran Anda langsung beralih ke buah jeruk.

Padahal, vitamin C bukan hanya terdapat pada jeruk, melainkan banyak buah dan  sayuran lain juga mengandung vitamin C.

Sebut saja, buah stroberi, kiwi, pepaya, serta sayuran brokoli, tomat, paprika, dan kembang kol juga mengandung vitamin C.

Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, maka tubuh Anda bisa terbebas dari penyakit musim dingin seperti influenza atau flu.

Vitamin C adalah vitamin larut dalam air yang dibutuhkan tubuh Anda untuk memaksimalkan kesehatan tubuh sehari-hari.

Vitamin tersebut bisa berfungsi sebagai pembakar lemak.

Wanita dewasa membutuhkan setidaknya 75mg vitamin C setiap hari.

Sedangkan pria dewasa membutuhkan vitamin C setidaknya 90mg.

Tetapi beberapa penelitian menunjukkan memenuhi kebutuhan vitamin C secara optimal sebanyak 500-1.000mg setiap hari.

Untuk memenuhi kebutuhan vitamin C, Anda secara mudah  dapat memperolehnya dari brokoli dan stroberi.

Kedua makanan super itu memiliki sekitar 85mg vitamin C per cangkir,

Sedangkan jeruk kecil menyediakan lebih dari 50mg.

Tetapi bagi sebagian orang, mereka memenuhi kebutuhan vitamin C melalui suplemen.

Padahal begitu banyak makanan organik utuh yang ditanam secara berkelanjutan dan direkomendasikan oleh ahli gizi mengandung vitamin C.

Berikut sembilan makanan berupa buah dan sayur yang mengandung vitamin C:

1. Stroberi

Dibandingkan dengan 70 mg vitamin C dalam jeruk, buah jenis berry merah besar mengandung 10,5 mg vitamin C.

Nikmati camilan setidaknya tujuh stroberi dan Anda akan mendapatkan lebih banyak vitamin C daripada jika Anda mengonsumsi sebutir jeruk.

Stroberi juga mengandung magnesium dan folat dalam dosis besar, yang membantu menstabilkan gula darah dan menjaga kesehatan jantung.

2. Brokoli

100 gram brokoli mentah mengandung 89 mg vitamin C. Jumlah itu hampir sama dengan yang direkomendasikan 90 mg per hari vitamin C.

Sayuran silangan ini juga mengandung dosis vitamin K yang sehat.

Vitamin K berguna untuk meningkatkan kesehatan tulang dan pembekuan darah yang tepat.

Brokoli merupakan salah satu dari 33 makanan yang jauh lebih sehat daripada yang Anda ketahui.

3. Paprika

Paprika merah, hijau, dan kuning mengandung hampir tiga kali lipat vitamin C dari jeruk.

Terutama jika Anda melahap 95,7 mg untuk paprika hijau, 152 mg untuk paprika merah, dan 341 mg untuk paprika kuning.

Paprika juga merupakan sumber serat dan makanan ringan yang sangat rendah kalori.

4. Kiwi

Satu porsi buah permata hijau kecil ini (sekitar dua kiwi) mengandung 168,8 mg vitamin C.

Buah super ini juga kaya akan tembaga, kalium, dan serotonin, hormon rasa-enak yang membantu meningkatkan kualitas tidur.

5. Kubis Brussel

Satu cangkir kubis Brussel memberikan 96,8 mg vitamin C sehat.

Kubis mini ini juga mengandung fitonutrien dan serat yang membantu mencegah kanker.

Jika rasa pahitnya terlalu tebal untuk Anda, cobalah memanggangnya untuk mengeluarkan rasa manis alaminya.

6. Kale

Satu cangkir sayuran hijau berdaun gelap ini menghasilkan 80,4 mg vitamin C.

Selain itu, kubis juga mengandung dua kali nilai vitamin A yang direkomendasikan setiap hari.

Kubis juga memiliki tujuh kali nilai vitamin K yang direkomendasikan, serta menawarkan mineral dan asam lemak dosis tinggi.

7. Nanas

Selain 78,9 mg vitamin C per cangkir, buah tropis berair ini mengandung bromelain, yang membantu pencernaan dan mengurangi kembung.

Nanas juga memiliki manfaat sebagai anti-inflamasi alami, mengurangi pembengkakan setelah latihan atau cedera.

8. Pepaya

Satu cangkir pepaya mengandung 86,5 mg vitamin C dan bantu memperkuat tulang, mengurangi peradangan, mencerahkan kulit.

Pepaya juga membantu membersihkan sinus Anda.

9. Bunga kol

Kembang kol atau bunga kol tidak hanya penuh dengan serat, tetapi satu kembang kol kecil juga mengandung 123 mg vitamin C.

Kembang yang dikukus atau dipanggang, tetap bisa menjadi makanan super yang sehat dan lezat.(Kompas.com/Reader's Digest)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Konsumsi Vitamin C Dosis Tinggi Tak Berguna Cegah Covid-19, Ini Penjelasan Lengkapnya

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved