Berita Banyuwangi

Tersebar di Pelosok Desa, Ratusan Rumah Isolasi di Banyuwangi Layani ODP-ODR

Ratusan rumah singgah di berbagai desa di Kabupaten Banyuwangi telah siap untuk melayani isolasi para pemudik yang datang demi memutus mata rantai

Haorahman
Ratusan rumah singgah di berbagai desa di Kabupaten Banyuwangi telah siap untuk melayani isolasi para pemudik yang datang demi memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19). 

TRIBUN-BALI.COM, BANYUWANGI, Ratusan rumah singgah di berbagai desa di Kabupaten Banyuwangi telah siap untuk melayani isolasi para pemudik yang datang demi memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19).

Hingga Senin (6/4/2020), terdapat 181 rumah yang terdiri atas 419 kamar dengan sekitar 750 bed yang telah diatur penempatannya untuk menjaga jarak.

”Rumah-rumah itu telah siap dan akan terus ditambah. Targetnya 217 desa/kelurahan di Banyuwangi mengoperasikan satu atau dua rumah singgah atau rumah isolasi, dibantu kecamatan dan warga, disupervisi dan dipantau Puskesmas,” ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, saat mengecek salah satu rumah isolasi di Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh.

Anas mengatakan, rumah isolasi berbasis desa ini penting untuk memastikan semua orang yang datang ke Banyuwangi melakukan isolasi secara optimal.

Pandemi Covid-19, Gerindra Denpasar Bagikan 5 Ton Beras Selama Seminggu

Kariana Merinding, Pelinggih Penunggun Karangnya Colek Pamor, Mohon Perlindungan dan Minta Maaf

Rapat Virtual Bupati Badung dengan Camat Perbekel & Lurah Bahas Dana Desa untuk Penanganan Covid-19

”Setiap orang ke Banyuwangi dari wilayah terjangkit wajib menjalankan isolasi mandiri 14 hari. Mereka dikategorikan orang dengan risiko (ODR), sebagian bisa jadi orang dalam pemantauan (ODP)."

"Nah, proses isolasi ini bisa jadi problem tersendiri jika di rumahnya terlalu ramai anggota keluarga atau tak ada kamar yang bisa digunakan. Maka, solusinya adalah rumah isolasi,” ujarnya.

Semua ODR dan ODP, lanjut Anas, dalam pemantauan Puskesmas, pemerintah desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

Bagi yang isolasi mandiri di rumah masing-masing, Babinsa dan Bhabinkamtibmas keliling ke rumah mereka untuk memastikan mereka menjalankan isolasi.

”Desa, Babinsa, Bhabinkambtimas sudah mulai mengirim paket sembako ke rumah-rumah mereka agar isolasinya optimal karena mereka tidak perlu memikirkan kebutuhan dasarnya,” ujarnya.

AirAsia Indonesia Kerahkan Armada Layani Penerbangan Charter di Tengah Pandemi COVID-19

Pekerja Migran Jangan Sampai Lakukan ini, Kapolri Berikan Sinyal Petugas Ambil Langkah Hukum

332 Karyawan Dirumahkan Bisa Ikuti Seleksi Prakerja, Kuota untuk Bali 57.004 Orang

ODP sendiri adalah orang dari daerah terjangkit Covid-19 atau pernah kontak dengan pasien Covid-19, namun hanya mengalami gejala klinis ringan tanpa pneumonia.

Adapun ODR adalah orang dengan riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit tetapi tidak merasakan gejala klinis apapun.

Anas memuji gotong royong seluruh elemen, seperti di Desa Gumirih, di mana salah seorang tokoh masyarakat, HM Rifai, menjadikan rumahnya sebagai rumah isolasi.

"Kebetulan kami punya dua rumah. Sekarang kami pindah ke rumah satunya. Jadi, yang satu ini bisa dijadikan rumah isolasi," ungkap Rifai yang juga Kepala SMAN Taruna Santri Singojuruh.

Di rumah tersebut terdapat empat kamar dengan kamar mandi dalam. Terdapat semacam ruang keluarga yang cukup luas. Cukup untuk menampung lebih dari 10 orang. Pengelolaan rumah singgah dilakukan pemerintah desa.

Cegah Penyebaran COVID-19, AirNav Indonesia Alihkan Semua Rapat Via Daring

BREAKING NEWS: Dua Pasien Positif Virus Corona Terdata di Jembrana, ODP 95 Orang

”Memang tidak perlu membangun tempat khusus. Manfaatkan balai desa, ruang pertemuan, dan sebagainya,” ujar Anas.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved