Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih Dipuput 13 Orang Sulinggih, Pemedek Sedikit
Pemedek yang nangkil untuk sembahyang ke Pura Penataran Agung Besakih sedikit karena merebaknya corona.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Prosesi puncak upacara Ida Batara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, Kecamatan Rendang digelar Selasa (7/4/2020).
Pemedek yang tangkil ke Pura Penataran Agung Besakih nampak sepi dibanding tahun lalu mengingat merebaknya penyebaran virus corona.
Pemedek yang nangkil untuk sembahyang ke Pura Penataran Agung Besakih sedikit karena merebaknya corona.
Suasana tampak beda dibanding tahun yang lalu.
• Bali Belum Terapkan PSBB, Tapi Ojol Sudah Ambil Ancang-Ancang
• Dirjen Layanan Kesehatan Kemenkes: Puskesmas Ikut Sediakan Layanan Pemeriksaan COVID-19
Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh mulai dilaksanakan sekitar pukul 11.00 wita, diawali dengaan prosesi sembahyang bersama.
I Putu Eka, pemedek asal Besakih mengatakan, puncak karya Ida Bhatara Turun Kabeh di tahun 2020 dengan tahun sebelumnya sangat beda.
Pemedek yang tangkil jumlahnya sedikit. Kebanyakan pemedek berasal dari Besakih, dan sekitar daerah Karangasem. Jumlahnya mencapai puluhan orang.
"Pemedek yang tangkil kebanyakan dari Besakih. Pemedek yang datang ke Pura Penataran Agung Besakih terlihat agak lengang. Prosesi puncak karya berjalan lancar, tak ada hambatan.Proses persembahyangan berjalan khusyuk, khidmat, dan tenang,"ungkap I Putu Eka.
Ketua Panitia Karya Ida Bhatara Turun Kabeh, Jro Mangku Widiarta mengutarakan hal sama.
Pemedek yang tangkil ke Pura Penataran Agung Besakih berasal dari krama Adat Besakih, dan dihadiri beberapa pejabat Pemerintah Provinsi Bali serta beberapa pejabat Kabupaten di Provinsi Bali.
"Acara puncak tadi tak begitu ramai. Hanya krama adat besakih, dan satu dua orang pejabat. Pemedek dari luar tak ada. Kemungkinan nanti malam datang satu / dua pemedek,"ungkap Jro Mangku Widiarta yang juga menjabat sebagai Bandesa Adat Besakih, Rendang.
Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh dipuput 13 orang sulinggih.
Makna upacara yakni ucapan terimakasih pada beliau, atau wujud syukur ke Tuhan Yang Maha Esa.
Para pemedek mohon kerahayuan, keselamatan, dan keseimbangan alam semesta. Sehingga warga terhindar dari marabahaya.
"Pemedek yang datang juga memohon agar virus (corona) tidak ada, semuanya mati,"tambah Jro Mangku Widiarta.