Corona di Bali
Tak Semua Sektor Lesu, Ini Contoh Usaha yang Tumbuh di Bali Saat Pandemi Covid-19
Konsep usahanya pun tidak jauh-jauh dari kepentingan untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dibalik mewabahnya Covid-19 di Indonesia khususnya di Bali, terdapat beberapa bisnis yang mulai berkembang.
Hal tersebut ditandai dengan dengan kemunculan berbagai jenis usaha yang memberi solusi ditengah wabah Covid-19 yang mengerikan ini.
Konsep usahanya pun tidak jauh-jauh dari kepentingan untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Beberapa usaha yang tumbuh di tengah kemunculan Covid-19 di Bali antara lain, penjual masker kain. Penjual masker kain dadakan saat ini tidak sulit ditemukan, terlebih di Kota Denpasar.
• Pelatih Bali united Teco Berpikir Positif, Optimis Liga I Indonesia 2020 Bisa Kembali Bergulir
• Jajaran Polresta Denpasar Terus Pantau Aksi Balapan Liar, Kabag Ops Berikan Penjelasan Ini
Mereka berada hampir di seluruh tempat seperti pasar, parkiran, hingga lapangan.
Bahkan, terdapat juga warga yang berjualan di pinggir jalan dengan menjajakan masker di mobil muatan.
Seperti yang dijumpai di Jl. Hayam Wuruk, di depan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sudah tak beroperasi. Lapak dadakan ini pun diserbu warga, salah satunya adalah ojek online.
Selain karena masker kain menjadi kebutuhan, lapak ini diserbu karena di spanduk lapak itu bertuliskan "Obral Masker Harga Grosir Murah Meriah Rp.5000/pcs".
Selain penjual masker kain, penjual handsanitizer saat ini juga sudah berjamur.
Keberadaan cairan sanitasi ini seakan sepaket dengan masker, sehingga banyak pedagang yang menjual masker dan juga cairan sanitasi dengan botol siap pakai, seperti yang dilakukan Gek Atu.
Bahkan ia kerap kewalahan persediaan, sehingga mengharuskan calon pembeli memesan terlebih dahulu.
"Sanitazer yang 60 ml, harga jual Rp.35.000 hingga Rp.40.000," ujarnya, pada Jumat (10/4/2020) saat ditemui di Denpasar.
Ia mengatakan, tertarik untuk berjualan handsanitizer dan masker awalnya untuk memudahkan keluarga dan sahabatnya yang juga membutuhkan.
Kemudian berkembang, setelah dirinya mengunggah foto handsanitizer dan masker di sosial media, sehingga banyak yang berminat untuk memesan.
Lalu terdapat juga jasa semport disinfektan di Bali, peluang usaha ini mulai muncul setelah merebaknya pandemi Covid-19 ini.
Para penyedia jasa ini umumnya menyediakan layanan untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari skala rumah tangga hingga tempat usaha dan perkantoran.
Harganya juga relatif murah, masih di angka ratusan ribu, bergantung luasan lokasi yang disemprotkan.
Informasi tentang jasa ini dengan mudah di dapatkan, mulai dari website ataupun sosial media dan marketplace.
Selain usaha-usaha tersebut usaha yang saat ini sedang berkembang adalah berjualan kuliner.
Usaha ini memang terkesan lumrah. Namun saat ini muncul berbagai kuliner yang kreatif.
Ini dilakukan agar usaha kuliner memiliki ciri khas. Seperti iklan bandeng presto yang dijual oleh seorang warga Denpasar, Iwan.
Ikan bandeng yang akan dijual pun kualitas super, mulai dari kegurihannya hingga ukuran ikan. Alhasil, usaha tersebut banjir pesanan yang berasal dari keluarga, tetangga, kerabat atau pelanggan baru.
"Ya harga murah saja, ada yang kecil mulai dari Rp.25 ribu, berikutnya ada Rp.35 ribu juga. Kami juga siap antar untuk jumlah pesanan terentu," kata Iwan.
Dan terakhir adalah usaha jasa kurir. Di tengah keterbatasan aktifitas ke luar rumah dikarenakan menerapkan social distancing, masyarakat cenderung akan memanfaatkan jasa kurir untuk mengirim barang.
Jasa kurir ini mulai banyak disediakan berbagai usaha, contohnya depo pengisian air minum isi ulang. Di Denpasar, peluang usaha ini tiada putusnya, bahkan relatif meningkat.
Putu, Seorang pengelola depo air minum di Kota Denpasar, mengakui bahwa sejak masyarakat lebih sering di rumah, omsetnya meroket, bahkan kerap kewalahan.
"Ya lumayan meningkat, sejak ada Corona," ujar Putu.
Lantaran mengirim dengan motor, ia mengaku dapat mengambil langganan di lingkup perumahan termasuk pemukiman di jalan gang.
Untuk efesiensi pengiriman, ia juga menyediakan produk lain berupa gas 3 kg.
"Harga ngambil sendiri sama saja dengan harga kalau gas dikirim, Rp.20 ribu. Untuk air isi ulang, Rp.5000," ungkapnya. Untuk memaksimalkan pengiriman, pengisian air dibantu oleh istrinya. (*)