Jaga Ketersediaan Pangan dan Tumbuhkan Gotong Royong Hadapi Pandemi Covid-19

Sebelumnya, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah mengeluarkan peringatan adanya potensi kelangkaan pangan dunia sebagai

Editor: DionDBPutra
BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas melalui telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta Senin, 13 April 2020. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA  - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk bersiaga dalam menjaga ketersediaan bahan-bahan pokok di tengah pandemi Covid-19.

Sebelumnya, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah mengeluarkan peringatan adanya potensi kelangkaan pangan dunia sebagai dampak panjang dari pandemi tersebut.

Sejumlah langkah harus diambil dan dipersiapkan sejak dini untuk memastikan ketahanan pangan di daerah-daerah selama pandemi. Demikian disampaikan Presiden dalam rapat terbatas melalui telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (13/4/2020).

"Perlu saya ingatkan lagi, Pak Menteri Dalam Negeri agar gubernur, bupati, dan wali kota diingatkan untuk menjaga ketersediaan bahan-bahan pokok serta membuat perkiraan-perkiraan ke depan sehingga kita bisa memastikan tidak terjadi kelangkaan bahan pokok dan harga yang masih terjangkau," ujarnya.

Spaso Akui Rindukan Sepak Bola Indonesia, Berharap Pandemi Virus Corona Segera Berakhir

Selamat Jalan Dokter Soekotjo dan Dokter Sudadi, Total 28 Dokter Meninggal Karena Virus Corona

Doa-doa di Tengah Pandemi

Selain memastikan ketersediaan bahan-bahan pokok, pemerintah sendiri telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat dan memberikan bantuan bahan pokok yang amat dibutuhkan masyarakat di tengah kebijakan tanggap darurat Covid-19. Presiden mengingatkan agar program-program mendesak tersebut harus mulai dieksekusi sesegera mungkin.

"Saya minta Menteri Sosial, Menteri Keuangan juga, minggu ini semuanya harus bisa jalan. Ini sudah sangat mendesak, baik yang berkaitan dengan Kartu Prakerja, PKH (Program Keluarga Harapan), bantuan sosial langsung, Kartu Sembako, maupun pembagian sembako di Jabodetabek. Semuanya harus jalan minggu ini," tuturnya.

"Saya kemarin turun ke bawah. Saya melihat bahwa kebutuhan itu sudah ditunggu oleh masyarakat. Jangan nanti di bawah melihat bahwa kita ini hanya omong saja tetapi barangnya tidak sampai ke rakyat," imbuh Presiden.

Lebih jauh, Kepala Negara juga mengimbau sekaligus mengajak partisipasi dan kepedulian masyarakat terhadap warga di sekitarnya yang membutuhkan bantuan di saat isolasi dan perawatan Covid-19 secara mandiri. Budaya tolong-menolong tersebut harus terus digaungkan untuk meringankan kesulitan yang mungkin dihadapi oleh masyarakat di sekitar kita.

"Saya sangat senang kemarin melihat misalnya di Cimahi, kerukunan antartetangga sangat baik. Jadi yang positif diisolasi tetapi tetangganya membantu. Kegotongroyongan seperti ini yang harus terus kita gaungkan sehingga benar-benar kalau ada isolasi mandiri, kalau ada pasien positif yang ada di sebuah kampung, bukan malah dikucilkan tetapi (tetangga) kanan-kirinya bisa tolong-menolong," tandasnya.

 Manajemen Penanganan Pasien 

Pada kesempatan yang sama Presiden Joko Widodo  juga memberikan sejumlah arahan. Salah satunya, Presiden meminta Menteri Kesehatan untuk betul-betul mengatur manajemen penanganan pasien terdampak virus korona.

"Jangan semuanya masuk ke rumah sakit yang ada. Tetapi tentu saja yang ringan, yang sedang, akan lebih baik kalau dibawa ke Wisma Atlet, ini semua rumah sakit harus tahu. Kemudian yang perlu penanganan intensif, bisa dibawa ke rumah sakit yang ada dan kalau yang tidak perlu penanganan intensif, bisa dirawat di rumah dengan isolasi mandiri," kata Presiden.

Dalam penanganan pandemi virus korona atau Covid-19, Kepala Negara juga menyebut bahwa Indonesia memiliki "rumah sakit tanpa dinding" atau telemedicine. Hal ini yang juga membedakan Indonesia dengan negara lain dalam penanganan Covid-19.

"Saya juga sangat menghargai ini yang belum banyak diungkap, bahwa kita memiliki rumah sakit tanpa dinding, telemedicine. Ini akan sangat bagus kalau ini bisa disampaikan, ini saya kira bedanya kita dengan negara lain," imbuhnya.

Dengan adanya fasilitas telemedicine tersebut, Presiden menjelaskan, tidak semua orang harus pergi ke dokter atau ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatannya. Dengan demikian, risiko penularan kepada tenaga medis bisa dikurangi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved