Corona di Bali

Disinyalir Sempat Kontak Langsung dengan Tukang Suwun, 37 Warga Disasar Rapid Test

Sejumlah petugas Dinas Kesehatan Bangli melakukan rapid test di wilayah Banjar Umanyar dan Pasar Kidul Bangli

Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Humas Satgas Penaggulangan Covid-19 Bangli I Wayan Dirgayusa 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Sejumlah petugas Dinas Kesehatan Bangli dengan Alat Pelindung Diri (APD) kembali melakukan rapid test, Rabu (22/4/2020).

Ada dua tempat yang menjadi sasaran rapid test, yakni wilayah Banjar Umanyar dan Pasar Kidul Bangli, Bali.

Humas Satgas Penaggulangan Covid-19 Bangli, I Wayan Dirgayusa menjelaskan, rapid test ini digelar pasca tukang suwun asal Banjar Umanyar, Desa Tamanbali, Bangli itu diisolasi di RSPTN Udayana.

Sesuai hasil penelusuran kontak erat, total terdapat 37 orang yang menjadi sasaran rapid test.

Atap Bale Piyasan Merajan Puri Belulang Tabanan Dilalap Si Jago Merah

Babak Baru Polemik Kartu Prakerja, Benarkah Ruangguru ternyata Perusahaan Asing dari Singapura?

Dua Pencuri Alat Musik Berhasil di Tangkap Polsek Sukawati

"Seluruhnya dari dua tempat. 20 di Umanyar, dan 17 di Pasar Kidul Bangli," ucapnya.

Dirgayusa menambahkan, berdasarkan hasil rapid test, 17 orang di Pasar Kidul Bangli dinyakatan negatif.

Sedangkan hasil rapid test lainnya, 20 orang di Umanyar masih dalam proses rekap.

Sementara itu, beredar kabar bahwa terdapat seorang pasien di RSU Bangli yang meninggal, diduga akibat Covid-19.

Menanggapi hal tersebut, mantan Camat Kintamani itu membenarkan ada pasien yang meninggal akibat suatu virus.

Kendati demikian berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Kesehatan hari ini, yang bersangkutan tidak masuk dalam kasus Covid-19.

"Itu dibuktikan bahwa yang bersangkutan dirawat di RSU Bangli, yang mana RSU Bangli bukan merupakan rumah sakit rujukan untuk kasus Covid-19," ungkapnya.

Sedangkan informasi dari Wadir Pelayanan RSU Bangli, ujar Dirgayusa, pasien asal Banjar Tingkadbatu, Desa Jehem, Tembuku memang terinveksi virus.

Hanya saja bukan virus Covid-19.

Sementara untuk penanganan terhadap jenazah, disamakan dengan penaganan virus Covid-19.

"Itu dibuktikan dari hasil Rapid Test positif, sedangkan hasil Swab dinyatakan negatif," terangnya.

Lantas mengapa penganganan terhadap jenazah disamakan dengan penanganan virus Covid-19 ?,

Pria asal Desa Demulih itu menjelaskan, hal tersebut merupakan SOP dalam penanganan jenazah.

"Itu merupakan SOP di masa sekarang. Asalkan sudah kena virus, apapun itu virusnya, penaganan sama dengan virus Covid-19 sebagai antisipasi di bidang kesehatan," terangnya.

Dirgayusa tidak menampik dengan pola pemakaman jenazah yang disamakan dengan Covid-19, akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang belum mengetahui.

Karenanya sebagai antisipasi keresahan tersebut, saat mengantarkan jenazah pihak RSU Bangli juga membawa surat keterangan tentang kronologis dari jenazah yang bersangkutan.

"Saat ini kronologisnya sedang diproses," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved