Corona di Bali
Hanya Corona yang Bisa ‘Tertibkan’ Lalu Lintas di Ubud
Begitu juga dengan parkir liar di bahu jalan, yang biasanya menjadi salah satu penyebab kemacetan, kini sudah tidak tampak lagi.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Suasana lalulintas di sepanjang jalan di kawasan pariwisata Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, sangat lengang.
Jumlah kendaraan yang melintas pun bisa dihitung jari.
Begitu juga dengan parkir liar di bahu jalan, yang biasanya menjadi salah satu penyebab kemacetan, kini sudah tidak tampak lagi.
Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu, atau tepatnya saat pasien positif corona terus bertambah, dan sejumlah warga di Kecamatan Ubud juga terjangkit.
• Ini Strategi Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Sejumlah Pasar Dibawah Naungan PD Pasar Denpasar
• Nekat Beraksi Ditengah Pandemi Corona, 2 Begal Ditembak Polisi dan 1 Pelaku Tewas di Bandung
• Peringati Hari Bhakti Pemasyarakatan, Lapas Perempuan Denpasar Gelar Bakti Sosial di Panti Sosial
Informasi dihimpun Tribun Bali, Kamis (23/4/2020), dalam situasi normal, keramaian di Ubud bukan disebabkan oleh warga setempat, tetapi para wisatawan dan para pekerja.
Namun sejak pandemik covid-19 ini, Ubud kehilangan wisatawannya, dan usaha-usaha pariwisata seperti restoran, hotel dan sebagainya telah menutup operasional mereka.
Dengan kondisi demikian, karyawan-karyawan dari luar Ubud yang selama ini juga menjadi penyebab keramaian di Ubud, telah dipulangkan ke kampung halamannya.
Karena itu, kesunyian Ubud pun tidak bisa dihindari.
“Seharusnya di bulan sekarang Ubud sangat macet, dan saya sebagai tukang parkir kewalahan, parkir liar tidak bisa dihindari. Tapi sekarang sangat sepi, berubah 180 derajat,” ujar seorang tukang parkir di kawasan Ubud, I Wayan Penatih.
Kasatlantas Polres Gianyar, AKP Laksmi Trisna Dewi Wieryawan membenarkan hal tersebut.
Kondisi seperti ini tidak hanya menghilangkan kemacetan di Ubud, tetapi juga berkurangnya para pelanggar parkir.
“Hal ini terjadi karena masyarakat di Ubud jarang melakukan aktivitas di luar rumah,” ujarnya.
Kesunyian lalu lintas, kata dia, hapir terjadi di semua kawasan di Kabupaten Gianyar.
Dimana kondisi ini juga menekan angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas), meskipun tidak signifikan.
Pada tahun 2019 lalu, jumlah lakalantas pada April sebanya 178 kasus, dan April 2020 ini tercatat sebanyak105 kasus.
“Tapi tetap kami mengimbau supaya masyarakat selalu tertib berlalu lintas. Meskipun situasi lengang, jangan kebut-kebutan. Tetap jaga keselamatan,” tandasnya. (*)