Virus Corona

China Sebut Menlu AS Pompeo Tak Punya Bukti Atas Klaim Virus Corona Berasal dari Wuhan

Washington dan Beijing telah berulang kali berselisih soal virus corona, yang pertama kali terdeteksi muncul di China akhir tahun lalu

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa/Reuters
ILUSTRASI. Bendera Amerika Serikat dan China 

TRIBUN-BALI.COM - China membalas tudingan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Michael Richard Pompeo atas klaimnya bahwa virus corona baru berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, dengan mengatakan, ia tidak memiliki bukti.

Washington dan Beijing telah berulang kali berselisih soal virus corona, yang pertama kali terdeteksi muncul di China akhir tahun lalu, tetapi sejak itu menyebar dan menjadi pandemi global.

Teori konspirasi bahwa virus corona berasal dari laboratorium virologi dengan keamanan maksimum di Wuhan telah berputar sejak awal tahun ini, tetapi dibawa ke arus utama bulan lalu oleh pejabat AS.

Sebelumnya pada Minggu (3/5/2020), Pompeo mengatakan  ada "bukti besar" yang menunjukkan virus corona berasal dari laboratorium China.

Beda Pandangan dengan Jokowi, Menhub: Mudik dan Pulang Kampung itu Sama, Jangan Ada Dikotomi

Dharma Pertiwi Daerah J Bagikan 300 Paket Takjil dan Masker

Bali Zoo Masih Ditutup, Manajemen Pastikan Tak Ada Pengurangan Porsi Pakan Hewan

"Saya pikir masalah ini harus diserahkan kepada ilmuwan dan profesional medis, dan bukan politisi yang berbohong demi tujuan politik domestik mereka sendiri," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying seperti dikutip Channelnewsasia.com.

"Tuan Pompeo berulang kali berbicara tetapi dia tidak bisa memberikan bukti. Bagaimana dia bisa? Karena dia tidak punya," ujarnya.

Sebagian besar ilmuwan percaya, virus corona baru melompat dari hewan ke manusia, dengan kecurigaan di sekitar pasar basah di Kota Wuhan yang menjual satwa liar untuk daging konsumsi.

Presiden Donald Trump semakin kritis terhadap manajemen wabah China, dengan mengatakan pekan lalu, ia telah melihat bukti yang menghubungkan virus corona ke laboratorium Wuhan dan mengancam tarif perdagangan baru terhadap Beijing.

AS adalah negara yang paling terpukul di dunia, karena mengakibatkan lebih dari 70.000 kematian.

Beijing pun menuduh AS berusaha mengalihkan perhatian dari penanganan domestiknya terhadap wabah virus corona.

 "Kami mendesak AS untuk berhenti mengalihkan fokus ke China," tegas Hua.

Donasi Berkurang Ditengah Pandemi Covid-19, Gung Dewi Pakai Uang Tabungan Beli Pakan Puluhan Anjing

Pertengahan Mei 2020 Denpasar Berencana Terapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

Palang Merah Amerika Serikat Serahkan Bantuan Penanganan Covid-19 untuk Banyuwangi

"AS harus menangani urusan dalam negerinya dengan benar terlebih dahulu. Yang paling penting sekarang adalah mengendalikan penyebaran pandemi domestik AS dan memikirkan cara-cara untuk menyelamatkan jiwa," imbuhnya.(*)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved