Corona di Bali
Jangan Bingung, Ini Bedanya Hasil Tes Rapid Positif dengan Tes PCR Swab Positif
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya memberikan penjelasan terkait tes rapid.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya memberikan penjelasan terkait tes rapid.
Dr. Suarjaya mengatakan, tes rapid merupakan tes yang digunakan untuk mengecek imunitas atau kekebalan tubuh.
Tes rapid digunakan untuk skrining atau mengetahui seseorang pernah terinfeksi virus atau tidak.
Misalkan virus masuk ke dalam tubuh, otomatis tubuh akan mengeluarkan kekebalan imunitas yang bernama Imunoglobulin.
Imunoglobulin inilah yang akan terdeteksi di alat rapid tes tersebut.
Imunoglobulin ini mempunyai dua antibodi yaitu Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG), di fase awal pada saat virus masih aktif, antibodi IgM akan muncul dan hasilnya positif.
• Peternak di Bangli Keluhkan Anjloknya Harga Babi Potong Dimasa Pandemi Covid-19
• Bagikan 3.320 Masker dan Lakukan Penyemprotan Disinfektan, Relawan SSBP Sambangi Wilayah Timur Bali
"Jika dideteksi dengan PCR swab tentu saja hasilnya akan positif karena virusnya masih ada atau antibodi IgM-nya masih ada," ungkap, dr. Suarjaya pada, Senin (11/5/2020).
Kemudian dua minggu berikutnya saat tubuh menularkan imunitas yang lebih kuat Imunoglobulin-nya sudah keluar lalu keluarlah antibodi IgG yang menandakan tubuh sudah kuat.
Jika antibodi IgG sudah muncul antibodi IgM akan berkurang dan menghilang. Sehingga jika dilakukan tes PCR swab hasilnya akan negatif.
Jika pada saat melakukan tes rapid seseorang sedang mengeluarkan imunitas terhadap virus X, dan untuk mengetahui secara pasti apakah virus X tersebut dengan melakukan tes PCR swab.
• Terkait Alat Rapid Tes Vivadiag, Suarjaya : Intinya Tidak Ada Alat yang Rusak
• Tidak Semua Warga PHK Bisa Terima BLT Kabupaten Klungkung, Ini Syaratnya
• Pemprov Bali Terima Bantuan Logistik dari Tiongkok, Langsung Disalurkan ke 18 Rumah Sakit
"Dan ketika hasilnya reaktif saat rapid tes belum tentu seseorang positif Covid-19. Rapid tes memang spesifik untuk Covid-19. Dikarenakan sensitivitas 95% terhadap Covid-19," terangnya.
Sedangkan perbedaan hasil tes rapid yang positif dengan hasil tes PCR Swab positif adalah jika seseorang positif saat dites rapid, artinya orang itu telah memiliki kekebalan atau antibodi terhadap virus itu.
"Apakah PCR nya akan positif juga? belum tentu, kalau sudah kebal dan antibodi IgG-nya sudah keluar virus lama-lama akan menghilang karena ditekan oleh kekebalan tubuh," sambungnya.
Di awal, dengan munculnya antibodi IgM, masih terdapat virus, sehingga saat dilakukan tes PCR swab hasilnya akan positif.
Misalkan saja pada hari pertama virus masuk lalu saat dilakukan tes PCR swab hasilnya positif dan pada hari ketujuh akan muncul antibodi IgM.
• Antisipasi Penyebaran COVID-19 di Nusa Penida, Boat Cepat Diminta Tetap Tidak Beroperasi
• Pengguna Jasa di Pelabuhan Padang Bai Karangasem di Rapid Test Petugas
"Antibodi sudah ada tapi virus masih ada juga lama-lama antibodi orang tersebut akan naik sampai muncul antibodi IgG dan virus akan turun sampai level dimana hanya antibodi IgG saja yang ada."
"Lalu virus hilang dan saat dites menggunakan tes PCR swab hasilnya negatif," ujarnya.
Sedangkan saat ditanyai, dr. Suarjaya mengatakan dari segi biaya, tes PCR swab lebih mahal dan harganya lebih dari 1 juta. (*)