Ngopi Santai
Sehat Tapi Palsu di Gilimanuk
Hari- hari ini nama Gilimanuk kembali menjulang. Sedikit geger mencabik langit setidaknya bagi sebagian penghuni Pulau Dewata.
Penulis: DionDBPutra | Editor: Eviera Paramita Sandi
"Yang nawarin saya bukan petugas polisi, tapi kaya opang itu. Ojek pangkalan, dari kemarin malamnya saya ditawari Rp 250 ribu, saya bilang gak ada uang, sampai besok paginya saya didekati lagi, saya tawar Rp 50 ribu gak dikasih, dan akhirnya Rp 100 ribu dikasih, akhirnya saya beli," ungkap Tofik.
Setelah Tofik bersedia membeli surat tersebut, pria yang menawarkan itu pergi ke suatu tempat tak seberapa jauh dari Tofik duduk merenung tadi. Tak lama berselang pria tersebut menyerahkan surat keterangan sehat kepada Tofik.
Tofik tak tahu di mana pria tersebut mendapatkan surat sehat dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Tofik menduga pria ini mempunyai soft copy atau konsep surat yang kemudian ia perbanyak di Gilimanuk.
"Yang beli bukan saya saja, banyak pemudik yang beli. Daripada balik lagi ke Denpasar, ya terpaksa beli di sana," kataTofik.
Sebelum memutuskan pulang ke Jawa, sebetulnya Tofik sempat berkoordinasi dengan prajuru banjar tempatnya tinggal di Kota Denpasar.
Namun prajuru banjar mengaku tidak bisa mengeluarkan surat apapun karena mudik dilarang.
"Akhirnya saya nekat langsung ke Gilimanuk, karena kos-kosan sudah gak ada buat bayar," ungkapnya.
Saat ingin menyeberang dari Gilimanuk, Tofik cuma menunjukkan surat keterangan sehat tersebut ke petugas.
Setelah itu, ia pun diizinkan masuk kapal dan menyeberang dengan tenang.
Saat ini Tofik sudah berada di kampung halamannya di Sumerno.
Kepala UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Denpasar Barat, dr Lana Wati sudah tahu tentang adanya surat palsu tersebut. Dia pun telah melaporkan kasus ini kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar.
"Saya serahkan ke Dinas Kesehatan Kota Denpasar," kata Lana Wati saat dihubungi Rabu 13 Mei 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Luh Putu Armini menjelaskan, Dinas Kesehatan Kota Denpasar melalui Puskesmas memang mengeluarkan surat keterangan sehat bagi warga yang sudah menjalani rapid test di
Denpasar.
"Yang jelas kami hanya memberikan untuk satu orang saja. Kalau diberbanyak atau gimana. Itu (surat keterangan sehat palsu) kami tidak tahu, silakan tanyakan ke pihak sana," kata Armini saat dihubungi melalui telepon, Rabu 13 Mei 2020.