Corona di Bali

Pelaksanaan PKM di Kota Denpasar Hari Kedua, 245 Orang Diminta Putar Balik, Ini Evaluasinya

Pada hari pertama jumlahnya sebanyak 159 orang dari 8 pos pemantauan, namun hari kedua naik menjadi 245 orang.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Dwi Suputra
Grafis Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) Kota Denpasar. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pada pelaksanaan Perwali Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di Kota Denpasar hari kedua berjalan cukup lancar.

Namun jumlah warga yang diminta putar balik dikarenakan tak memakai masker atau tanpa tujuan yang jelas meningkat dibandingkan pelaksanaan pada hari pertama.

Pada hari pertama jumlahnya sebanyak 159 orang dari 8 pos pemantauan, namun hari kedua naik menjadi 245 orang.

Yang diminta putar balik yakni 19 orang, sedangkan yang datang tanpa tujuan jelas sebanyak 226 orang.

Hari Kedua Penerapan PKM, Denpasar Nihil Penambahan Kasus Covid-19

Pelanggan Netflix dan Spotify Akan Dikenai Pajak Mulai 1 Juli 2020

Siap Lakukan Kerjasama Global, Presiden AS: Kami Ingin Dapatkan Vaksin Corona Akhir Tahun

"Jadi dengan adanya PKM ini, kita jadi semakin tahu bahwa sampai saat ini masih banyak warga yang belum disiplin utamanya dalam penggunaan masker. Mereka otomatis diminta putar balik untuk mengambil masker atau membeli masker," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kota Denpasar Dewa Gede Rai saat ditemui di rungannya, Sabtu (16/5/2020) malam.

Sementara itu, jumlah pengendara yang menjalani rapid test sebanyak 36 orang dengan hasil semuanya non rekatif.

Untuk evaluasi dari pelaksanaan hari kedua ini, Dewa Rai mengatakan sudah berjalan lancar dan tanpa ada penumpukan di pos penjagaan.

Di mana pada tahap pertama masih ada penumpukan dan pelaksanaan kedua sudah tak ada penumpukan dikarenakan sistemnya sudah dirubah.

Untuk pemeriksaannya dilakukan per fase, yakni dimulai dengan pemeriksaan untuk sepeda motor, yang kedua dilanjutkan dengan mobil.

"Petugas di setiap pos juga ditambah dua sampai tiga orang, kemarin satu pos rata-rata 15 sampai 20 orang. Sehingga dengan penambahan petugas ini pemeriksaannya tidak numplek, namun dibagi ke dalam beberapa titik. Hari pertama kemarin kan hanya di depan saja yang memeriksa, sehingga menyebabkan penumpukan," kata Dewa Rai.

Petugas yang berjega di pos juga dilengkapi dengan APD berupa sarung tangan yang pada tahap pertama tak menggunakan sarung tangan.

Dewa Rai juga mengklaim dengan dilaksanakannya PKM ini, yang awalnya beberapa ruas jalan mengalami penumpukan kendaraan, kini sudah mulai berkurang bahkan menurutnya ada yang agak lengang.

"Ini memberikan pesan bahwa pemerintah serius menangani Covid-19 walaupun dengan resiko dicemooh, tapi hanya pola ini yang bisa kami terapkan sambil nanti kami evaluasi tren kasusnya. Beri pesan masyarakat yang tidak punya tujuan ke Denpasar saat ada pandemi Covid-19 ini agar tidak lewat dulu," katanya.

Cegah Demam Berdarah, Polsek Denbar Gelar Fogging dan Bersihkan Lingkungan

Tim Pelatih Pantau Latihan Pemain Bali United, Jaga Kondisi Fisik Selama Libur Kompetisi

Luis Milla Akui Tak Pernah Menyesali Keputusannya Mengarsiteki Timnas Indonesia: Saya Selalu Bahagia

Selain itu, dengan pelaksanaan rapid test di setiap pos juga dapat menjadi screening awal warga yang datang ke Denpasar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved