Berita Banyuwangi

Cukup Lapor via Online, Paket Sembako Dikirim pada Warga Banyuwangi

Sistem pelaporan bantuan sosial (bansos) secara online yang dikembangkan Pemkab Banyuwangi mulai menyalurkan paket sembako ke warga terdampak.

Haorahman
Pemkab Banyuwangi mulai menyalurkan paket sembako ke warga terdampak. Secara simbolis, pendistribusian kepada warga yang melapor secara online dilakukan di Desa Setail, Kecamatan Genteng. 

TRIBUN-BALI.COM, BANYUWANGI - Sistem pelaporan bantuan sosial (bansos) secara online yang dikembangkan Pemkab Banyuwangi mulai menyalurkan paket sembako ke warga terdampak.

Secara simbolis, pendistribusian kepada warga yang melapor secara online dilakukan di Desa Setail, Kecamatan Genteng.

"Sekarang tim sibuk menyalurkan jaring pengaman resmi dari APBN, APBD Jatim, maupun APBD Banyuwangi, sekaligus menyiapkan bansos untuk pelapor online,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Dia mengatakan, lewat sistem online tersebut, warga bisa melaporkan dirinya sendiri atau orang lain yang dinilai layak menerima namun belum mendapatkan bansos.

Pawang Ular: Jangan Pernah Lilitkan Ular Secara Penuh di Leher, Kenali Karakteristiknya

Selama Pelaksanaan PSBB Diprediksi Ada 400.000 Kasus Kehamilan Tak Direncanakan di Indonesia

Ada Fitur Keamanan Terbaru, Ini Daftar Ponsel Xiaomi yang Kebagian MIUI 12 Mulai Bulan Depan

”Sengaja dibikin warga bisa melaporkan orang lain, karena tidak semuanya main internet. Kalau warga lihat tetangga perlu dibantu kok belum dapat bansos, tidak perlu menyalahkan kades, gubernur, menteri, presiden. Cukup sedekah waktu dan kuota internet, enggak sampai 5 menit kok proses pelaporan online ini,” paparnya.

Anas menjelaskan, saat ini sudah 269.000 keluarga Banyuwangi terjangkau berbagai program sosial, mulai PKH, Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), Bantuan Pangan Provinsi Jatim, dan jaring pengaman Pemkab Banyuwangi.

Meski sangat dimungkinkan ada warga terdampak yang belum menerima bantuan, mengingat dampak pandemi Covid-19 sangat dinamis dari hari ke hari.

BPPT Wujudkan Lima Produk Alat Kesehatan Buatan Lokal untuk Penanganan COVID-19

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Denpasar 29 Ramadhan Jumat 22 Mei 2020

”Sehingga warga yang belum masuk skema itu bisa lapor. Bisa milih, lapor konvensional ke kantor desa/kelurahan/kecamatan, bisa juga lapor online,” ujarnya.

Anas mengatakan, sejak dibuka pertengahan Mei, sudah ada 5.000 warga pelapor online.

Verifikasi dilakukan berbasis nomor induk kependudukan (NIK).

NIK disilangkan dengan basis data sistem ”Smart Kampung” yang terkoneksi ke desa untuk mengetahui apakah pelapor sudah menerima bantuan atau belum. Jika belum, maka diverifikasi di lapangan.

Menurut Anas, proses verifikasi itu berjalan cepat.

”Namun untuk distribusi sembakonya tentu tidak satu per satu orang. Dibikin per tahap per kecamatan biar efektif. Misal ada warga melapor 7 hari lalu, waktu terima sembakonya bisa jadi sama dengan warga yang melapor 3 hari lalu, karena dalam satu tahap,” ujarnya.

Pertamina Serahkan Bibit Tanaman Untuk Siswa SD di Gianyar

H-3 Lebaran, Harga Ayam Boiler di Denpasar Tembus Rp 39 Ribu Per Kilogram

Camat Genteng Firman Sanyoto menjelaskan, sampai hari ini, tercatat 1.000 warga Genteng melapor secara online.

Setelah diverifikasi, yang layak mendapatkan bantuan 418 warga pada tahap pertama.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved