Warga Dililit Ular

BREAKING NEWS: Leher Dililit Ular Piton, Gusti Ngurah Bagus Tidak Sadarkan Diri di Klungkung

Ia sempat tidak sadarkan diri, setelah lehernya dililit ular peliharaannya di seputaran Jalan Kresna, Semarapura

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Irma Budiarti
Dok Klungkung
Gusti Ngurah Bagus Permana (16) tergeletak tidak sadarkan diri karena dililit ular peliharaannya di jalan Kresna, Semarapura, Klungkung, Bali, Kamis (21/5/2020).  

Jangan Pernah Lilitkan Ular Secara Penuh di Leher

Terkait peristiwa nahas seorang remaja bernama Gusti Ngurah Bagus Permana (16) asal lingkungan Kemoning, Klungkung, Bali terlilit ular piton pada bagian lehernya, pawang ular, Kadek Adi Saputra atau yang biasa dipanggil Ady Cobra dari Yayasan Bali Reptile Rescue memberi tanggapan.

Ia mengatakan dalam memperlakukan binatang apalagi yang berbahaya seperti ular, hendaknya bisa memperhatikan karakteristiknya.

Karena sejinak-jinaknya binatang, suatu saat naluri binatangnya pasti akan keluar apalagi saat sedang lapar maupun birahi.

“Walaupun sudah tahu ular tersebut jinak, harus tetap kita tahu karakteristiknya. Kalau saat lapar bagaimana, kalau saat birahi bagaimana. Apalagi sekarang musim kawin ular itu,” katanya.

Ia mengatakan, apabila ular tersebut lapar, maka akan lebih agresif.

Apalagi dengan manusia yang berdarah panas, sementara ular berdarah dingin.

“Jacobsonnya pasti berfungsi apalagi saat kita sedang panik, capek, getaran jantung pasti semakin meningkat jadinya, sehingga ular pasti akan semakin agresif,’ katanya.

Sementara jika sedang birahi ular akan sensitif saat disentuh, dan saat kaget akan langsung menyerang, karena saat kawin, ular saling gigit dengan pasangannya.

Selain itu, saat membawa ular piton jangan sampai melilitkan penuh di leher, melainkan seperti mengalungkan handuk.

“Jangan sampai terlilit sekali apalagi dua kali. Bahaya, walaupun jinak. Letakkan seperti handuk, pegang leher dan ekornya," katanya.

Apalagi dalam video yang sempat ditontonnya terkait kejadian ini, remaja tersebut berani melilitkan ular di lehernya sambil bawa sepeda motor.

“Itu parah sekali berani melilitkan ular di leher sambil bawa motor. Karena kagetnya ular, bisingnya keadaan, walaupun ular tidak mendengar, namun dengan keramaian, merasa terancam dengan situasi alam sekitar pasti akan agresif. Padahal ularnya kecil tidak terlalu besar,” katanya.

(*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved