Hasil Autopsi Independen Terungkap, Kematian George Floyd Karena Tak Bisa Bernapas
Dari foto yang beredar, tubuh George Floyd ditindih oleh Derek Chauvin, dan lutut polisi tersebut menekan leher George Floyd.
Baden mengatakan, George Floyd dalam keadaan sehat sebelum kematiannya.
Ia mengatakan video kematiannya menunjukkan kompresi leher dan punggungnya dengan sangat jelas.
"Ketika dia mengatakan 'Saya tidak bisa bernafas,' sayangnya, banyak polisi mendapat kesan bahwa jika Anda dapat berbicara itu berarti Anda bernafas," katanya saat konferensi pers.
Lebih lanjut, Wilson menambahkan, laporan toksikologi dan pemeriksaan lainnya masih berlangsung.
Dia mengakui tidak memiliki akses ke sampel jaringan George Floyd.
"Kami meraa tidak akan mengubah atau mengubah penyebab kematian asfiksia mekanik," ungkap Wilson.
Lebih jauh, temuan awal pemeriksaan medis menyatakan, George Floyd memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Termasuk penyakit arteri koroner dan penyakit jantung hipertensi.
Demo Membela George Floyd, Kematian Pria Kulit Hitam yang Membangkitkan Luka Lama
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, huru-hara demonstran meletus di AS.
Mereka tidak hanya menyampaikan pembelaan atas kematian George Floyd.
Para pemrotes juga mengingat luka lama, atas pembunuhan yang dilakukan oknum polisi dan kekerasan terharap orang Afrika-Amerika tak bersenjata.
Pada 2015 lalu, para pengunjuk rasa berdemonstrasi selama lebih dari dua minggu, setelah polisi membunuh Jamar Clark (24) di Minneapolis.
Tak ada tuntutan yang diajukan terhadap petugas polisi yang terlibat.
Tahun berikutnya, Philando Catile (32) terbunuh oleh polisi pada saat pemberhentian lalu lintas di pinggiran kota Saint Paul.
Teman dekat Catile membagikan aksi penembakan di Facebook.
Petugas yang terlibat dalam insiden ini juga dilaporkan dibebaskan dari dakwaan pembunuhan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Autopsi Independen Ungkap Kematian George Floyd Karena Tak Bisa Bernapas