Beberapa Faktor Ini Penyebab Hubungan AS-China Makin Bergejolak di Laut China Selatan
Padahal, masalah antara kedua pihak terkait perang dagang, virus corona, serta Hong Kong juga masih jauh dari kata berakhir.
TRIBUN-BALI.COM - Beberapa waktu belakangan ini, perang dingin antara Amerika Serikat dengan China di Laut China Selatan semakin bergejolak.
Padahal, masalah antara kedua pihak terkait perang dagang, virus corona, serta Hong Kong juga masih jauh dari kata berakhir.
Lantas, apa yang dipermasalahkan di Laut China Selatan?
Berikut sejumlah informasi penting terkait hubungan Amerika-China di Laut China Selatan yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber:
• Sering Terjadi Bencana Alam di Wilayahnya, Polres Badung Gelar Apel Periksa Perlengkapan & Prasarana
• Keras Kepala dan Praktis, Sifat Rahasia yang Dimiliki 6 Zodiak Ini Bikin Kariernya Gemilang
• Ramalan Zodiak 6 Juni 2020, Capricorn Jangan Pergi ke Arah yang Salah, Bagaimana dengan Zodiakmu?
1. Laut China Selatan penting secara geopolitik
Melansir Wikipedia, Laut China Selatan merupakan lautan yang sangat penting secara geopolitik. Laut ini merupakan jalur air tersibuk kedua di dunia.
Menurut tonase kapal kargo tahunan dunia, lebih dari 50% kapal kargo melintasi Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok.
Tak hanya itu, kawasan ini diduga memiliki cadangan minyak bumi sebanyak 1,2 km³ (7,7 miliar barel) dengan perkiraan total 4,5 km³ (28 miliar barel). Sedangkan cadangan gas alamnya diperkirakan sebanyak 7.500 km³ (266 triliun kaki kubik).
Menurut kajian Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina, badan air ini memiliki sepertiga keragaman hayati laut dunia.
Karena itu, Laut China Selatan merupakan daerah yang sangat penting bagi ekosistem. Akan tetapi, populasi ikan di daerah ini semakin berkurang dan negara-negara yang berbatasan dengan laut ini menerapkan larangan penangkapan ikan untuk mempertegas klaim kedaulatannya.
Mengutip Bloomberg, lautan ini membentang dari wilayah utara China ke bagian selatan Indonesia dengan luas mencapai 1,4 juta mil persegi (3,6 juta kilometer persegi). Ini menjadikan Laut China Selatan lebih besar dari Laut Mediterania.
Pada bagian barat, laut ini menyentuh Vietnam, Malaysia dan Singapura. Sedangkan pada bagian timur bersentuhan dengan Filipina dan Brunei. Laut China Selatan merupakan zona penangkapan ikan yang berkembang pesat dengan menghasilkan sekitar 10% dari tangkapan global.
Sejumlah besar transit perdagangan melalui perairan ini. Pada 2016, nilai perdagangannya mencapai US$ 3 triliun, termasuk lebih dari 30% dari perdagangan minyak mentah maritim global.
2. Memperebutkan cadangan minyak dan gas alam di dasar Laut China Selatan
Selama beberapa dekade, AS telah menjamin kebebasan navigasi di perairan Asia, berpatroli di laut dengan tujuan untuk mempertahankan prinsip bahwa tidak ada negara berdaulat yang akan mengalami gangguan dari negara lain.
• Pemda Karangasem Berlakukan New Normal untuk ASN
• Lagu Aku Bukan Boneka Trending Hingga Ditonton 18 Juta Kali Tapi Dihapus YouTube, Ini Reaksi Kekeyi
• Narkoba yang Beredar di Bali Paling Banyak Datang dari Vietnam Melalui Jalur Laut