Virus Corona

Apakah Hasil Rapid Test Non-reaktif Menandakan Seseorang Negatif Covid-19? Begini Penjelasan Ahli

Begitu juga sebaliknya, hasil rapid test non-reaktif belum tentu juga menunjukkan seseorang pasti negatif virus corona.

Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/dwi suputra
Ilustrasi rapid test covid-19 

TRIBUN-BALI.COM - Hasil rapid test reaktif belum tentu menunjukkan bahwa seseorang dinyatakan positif Covid-19.

Begitu juga sebaliknya, hasil rapid test non-reaktif belum tentu juga menunjukkan seseorang pasti negatif virus corona.

Akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK., Phd., mulanya menjelaskan penyebutan hasil rapid test itu yang benar adalah reaktif atau non-reaktif, bukan positif atau negatif.

Dia menyebut, salah satu sumber pemicu masalah dalam pandemi Covid-19 selama ini adalah stigma yang dipicu oleh salah kaprah penyebutan. dr. Tonang menerangkan, kata-kata “positif” ini harus hati-hati digunakan dalam  menyampaikan tentang hasil rapid test Covid-19.

Harga Daging Babi Merangkak Naik, Tapi Peternak Masih Enggan Pelihara Babi, Ini Sebabnya

Jumlah Pasien Covid-19 Meninggal Tertinggi Ada di Jatim, Pakar Epidemiologi Unair Ungkap 2 Penyebab

Gaji Bulanan Sering Minus? Berikut 5 Cara Kelola Gaji agar Tetap Aman di Era New Normal

Padahal sebenarnya, tidak ada hasil “positif” pada hasil rapid test Covid-19.

 “Tidak ada hasil rapid test Covid-19 yang menyatakan positif,” kata dr. Tonang saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).

Tanda 

Maka dari itu, dia mengimbau, jangan pernah ada yang menyebut seseorang positif Covid-19 hanya karena hasil rapid test.

“Apakah yang hasil rapid test-nya reaktif pasti positif? Belum tentu,” kata dia.

Setelah ada hasil rapid test reaktif, yang diperlukan selanjutnya adalah langkah konfirmasi dengan tes polymerase chain reaction (PCR) pada pasien.

 “Hasil PCR itu mungkin memang positif Covid-19, tapi bisa juga tidak. Maka, rapid test disebut skrinning, bukan diagnosis pasti,” jelas dia.

Begitu juga sebaliknya, dr. Tonang menerangkan, seseorang yang rapid test-nya menunjukkan hasil non-reaktif, tidak berarti tes PCR-nya pasti akan negatif atau bebas virus.

 “Karena bisa saja, memang belum tepat waktunya,” terang dia.

Ia menegaskan, untuk bisa menyebut positif dan negatif, harus dengan tes PCR.

Setiap pasien diambil swab sebanyak dua kali. Untuk mudahnya, disebut hari pertama (H1) dan hari kedua (H2).

Rumah Kosong Baru Selesai Bangun Kena Tagihan Listrik Rp 1,5 Juta, Kantor Tutup Tagihannya Rp 2 Juta

Ini Pengakuan & Fakta Oknum Guru SMP di Jawa Timur Jual Foto 25 Gadis Tanpa Busana ke Majalah Dewasa

Protokol Kebiasaan Baru di Pasar Saat Pandemi Covid-19

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved