Jumlah Penumpang Anjlok Terdampak Wabah Corona, Maskapai Lufthansa Hapus 22.000 Tempat Kerja

Maskapai penerbangan terbesar Jerman itu mengatakan, secara keseluruhan ada 26.000 tempat kerja yang berisiko, termasuk tempat kerja paruh waktu

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
ILUSTRASI. Para petugas Lufthansa saat aksi penjemputan warga Jerman yang terdampar di luar negeri akibat lockdown Covid-19. 

TRIBUN-BALI.COM - Lufthansa menyatakan hari Kamis (11/6/2020) harus memangkas 22.000 tempat kerja penuh waktu di seluruh dunia, karena angka penumpang yang terus anjlok akibat wabah corona dan waktu pemulihan yang diprediksi berlangsung lama.

Maskapai penerbangan terbesar Jerman itu mengatakan, secara keseluruhan ada 26.000 tempat kerja yang berisiko, termasuk tempat kerja paruh waktu.

"Pemulihan di sektor transportasi udara akan lambat di masa mendatang," kata maskapai itu dan menambahkan, Lufthansa Group akan mengurangi sekitar 100 pesawat dalam armadanya sehubungan dengan krisis corona.

Lufthansa selanjutnya menerangkan, penyusutan tempat kerja "secara matematis mengarah ke total 22.000 tempat kerja penuh waktu, setengahnya di Jerman."

Banyuwangi Perkenalkan Simulasi New Normal Pariwisata ke Diaspora Seluruh Dunia

Banyuwangi Perkenalkan New Normal Pariwisata ke Diaspora Seluruh Dunia

Ratusan Film Indonesia Antre Menunggu Diputar di Layar Lebar, Kapan Bioskop Dibuka?

Penutupan 22.000 tempat kerja akan berarti penyusutan sampai 16 persen tempat kerja di Lufthansa, yang seluruhnya mempekerjakan sekitar 135.000 orang di seluruh dunia.

Lufthansa menekankan, penyusutan lapangan kerja akan dilakukan tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dampak anjloknya sektor penerbangan

Puncak pandemi Covid-19 membuat Lufthansa harus men-grounded  sekitar 700 dari 763 pesawatnya.

Sekitar 87.000 karyawan lalu didaftarkan ke dalam skema pemotongan jam kerja, dengan pembayaran gaji yang disubsidi pemerintah.

Karena kesulitan keuangan itu, Lufthansa akan dikeluarkan dari indeks blue-chip Jerman DAX pada 22 Juni mendatang.

Maskapai penerbangan Jerman ini adalah juga pemilik  Swiss, Austrian dan Brussels Airlines.

Dewan Komisaris Lufthansa  pekan lalu menyetujui paket penyelamatan senilai 9 miliar euro dari pemerintah Jerman, yang selanjutnya akan menguasai 20 persen saham Lufthansa.

Namun penyertaan saham pemerintah akan dilakukan tanpa peran aktif dalam manajemen perusahaan.

Keputusan ini masih harus disetujui oleh rapat umum pemegang saham yang akan dilangsungkan pada 25 Juni.

Pemerintah Jerman juga memiliki opsi pembelian 5 persen plus satu saham lagi, untuk memiliki hak mayoritas 25 persen dan mencegah pengambilalihan Lufthansa oleh perusahaan atau kelompok investor lain.

Gaji Sudah Banyak Dipotong, KSPI Usul Iuran Tapera untuk Buruh Seharusnya Sukarela & Tak Dipaksakan

Hindari 6 Jenis Makanan Ini untuk Mencegah Penuaan Dini

Orang-orang dengan Kondisi Ini Dilarang Mengkonsumsi Telur, Ini Alasannya

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved