Berita Banyuwangi

Protes Bayar Rapid Test, Ratusan Supir Truk Logistik yang Hendak ke Bali Lakukan Aksi Mogok

Ratusan supir truk pengangkut logistik yang hendak menyeberang ke Bali melakukan aksi mogok, akibat kebijakan rapid test mandiri, Kamis (18/6/2020).

Haorahman
Ratusan supir truk logistik yang hendak menyeberang ke Bali melakukan aksi mogok dan memarkirkan truknya di Terminal Sri Tanjung Banyuwangi. 

TRIBUN-BALI.COM, BANYUWANGI - Ratusan supir truk pengangkut logistik yang hendak menyeberang ke Bali melakukan aksi mogok, akibat kebijakan rapid test mandiri, Kamis (18/6/2020).

Para supir truk itu menggelar aksi mogok di Terminal Sri Tanjung Banyuwangi.

Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan kebijakan supir kendaraan logistik harus mengantongi rapid test dengan hasil non reaktif sebelum menyeberang ke Bali.

Sebelumnya sejak awal Maret, supir truk logistik yang menyeberang ke Bali wajib melakukan rapid test gratis di Pelabuhan Gilimanuk Bali gratis.

Namun mulai, Kamis (18/6/2020), Pemprov Bali meniadakan rapid test gratis tersebut, dan supir truk logistik sudah harus membawa hasil rapid test non reaktif secara mandiri.

Sebenarnya di Pelabuhan Gilimanuk tetap menyediakan pemeriksaan rapid test bagi para supir truk logistik, namun kali ini berbayar.

Tempat Ibadah di Buleleng Mulai Dibuka, Pengurus dan Umat Wajib Terapkan Protokol Kesehatan

6 Warga Padangsambian Kelod Denpasar di-Swab Test dan 50 Orang Akan di-Rapid Test

Kemenko Perekonomian: Pembukaan Sembilan Sektor Ekonomi Utamakan Aspek Kesehatan

Keputusan ini membuat ratusan supir truk yang hendak menyeberang ke Bali melalui pelabuhan Ketapang Banyuwangi, melakukan aksi mogok dan memarkirkan truknya di check point Terminal Sri Tanjung.

Mereka protes pada petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali, yang ditempatkan di terminal Sri Tanjung.

Para supir truk itu keberatan melakukan rapid test mandiri karena biaya yang harus dikeluarkan dirasa sangat mahal.

"Tidak ada pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba harus rapid test sendiri. Sebelumnya saya sudah seminggu dua kali kirim barang ke Bali," kata Hariyanto, salah satu supir truk asal Banyuwangi.

Menurut Hariyanto, rapid test mandiri dirasa sangat mahal. Sekali rapid test seharga Rp300.000. itupun masa berlakunya hanya tiga hari. Dengan demikian para supir ini harus mengeluarkan uang pribadi.

"Ini sangat memberatkan bagi saya, apalagi perusahaan tidak mau tahu dengan biaya tambahan seperti ini,” kata Hariyanto.

Dek Awan Diamankan Polisi Saat Nge-fly, Dua Tersangka Narkoba Dibekuk Satresnarkoba Polres Tabanan

Rekrutmen PPDP Mengawali Tahapan Pilkada Serentak 2020, Pendaftaran Paslon Mulai Awal September

Pemkab Jembrana Fasilitasi Pelajar dan Awak Logistik KTP Jembrana Rapid Test Gratis

Supir truk asal Banyuwangi lainnya, Andong Sugiono, juga mengatakan keberatan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk rapid test mandiri.

"Di Pelabuhan Ketapang kami bisa menyeberang tanpa rapid test. Namun sampai di Gilimanuk kami akan disuruh rapid test dan bayar. Kalau tidak kami disuruh kembali," kata Andong.

Andong mengangkut bahan pokok seperti beras, tepung, dan bahan pokok lainnya. Dirinya mengancam tidak akan berangkat ke Bali.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved