Narendra Modi Tegaskan India Ingin Damai, Tapi Siap Perang Kalau China Memprovokasi
"Jelas tidak ada keraguan bahwa India menginginkan perdamaian, tetapi jika diprovokasi, India akan beri jawaban yang pantas," kata Modi.
"Kedua belah pihak dilarang melepaskan tembakan, menyebabkan bio-degradasi, penggunaan bahan kimia berbahaya, melakukan operasi berhulu-ledak atau berburu dengan senjata atau bahan peledak dalam jarak dua kilometer di garis kontrol aktual. Larangan ini tidak berlaku untuk aktivitas tembakan ringan".
Sebagai informasi, ketegangan militer kedua belah pihak memanas setelah dilaporkan adanya pergerakan dari pasukan China di perbatasan Himalaya.
Padahal, wilayah tersebut masih menjadi sengketa antara kedua negara.
Di perbatasan dekat Himalaya, India dan China saling berbagi wilayah perbatasan darat terpanjang di dunia.
Tahun 1962, keduanya sempat terlibat perang di perbatasan Himalaya karena saling klaim wilayah.
Tahun 1993, setelah adanya negosiasi, India-
China bersepakat membuat perjanjian tentang sengketa perbatasan tersebut.
Namun, sampai saat ini, masih ada ketegangan di antara mereka di area perbatasan.
Konflik keduanya sempat memanas kembali pada 2017, saat pasukan keduanya berkumpul di wilayah Doklam yang menjadi rebutan.
China dan India masing-masing mempunyai pendapat sendiri mengenai garis perbatasan.
Menurut Srikanth Kondapalli, pakar studi China dari Jawaharlal Nehru University, disebutkan bahwa kedua belah pihak ingin menguasai lahan sebanyak mungkin.
Diketahui konflik terbaru terjadi karena kedua belah pihak mulai membangun infrastruktur di daerah perbatasan.
India dilaporkan menyelesaikan pembangunan jalan ke sebuah landasan udara di Galwan pada Oktober 2019.
Keputusan ini membuat China marah.
Menurut Beijing, pembangunan ini bisa memperkuat militer India apabila terjadi konflik.
Pada awal Mei 2020, ratusan tentara India-China saling berhadapan di tiga lokasi.
Keduanya saling menuduh melakukan pelanggaran.(*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul PM Narendra Modi: India Ingin Damai Tapi Siap Perang Jika China Memprovokasi,