Corona di Bali
Toya Devasya Hot Spring Waterpark di Bangli Sudah Dibuka, Pengunjung Wajib Patuhi Protokol Kesehatan
Sudah satu minggu Toya Devasya Hot Spring Waterpark beroperasi sejak mulai dibuka kembali tanggal 15 Juni 2020 lalu
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
Sebelum pandemi Covid-19, pengunjung masuk harus bayar tiket masuk, kalau sekarang tidak, mereka masuk beli makan atau mereka stay di akomodasi.
Dengan tiket masuk dan dapat menggunakan pemandian air panas di kategori gold, yakni Rp 100 ribu (khusus WNI) dan platinum Rp 300 ribu (khusus WNA).
"Itu (pengenaan tiket gold dan platinum) yang ditiadakan saat ini. Kunjungan kondisi sekarang sejak satu minggu lalu dibuka kalau saya katakan sudah berdarah-darah ya memang begitu adanya. Saya membuka tanggal 15 Juni kemarin, ini memang karena melihat keputusan PKM di Denpasar hanya sampai 14 Juni, dari situ saya berharap bahwa sudah mulai masyarakat boleh melakukan aktivitas. Itu harapan saya makanya saya berani membuka tanggal 15 itu. Kunjungan rata-rata saat ini hanya mencapai 30 orang per hari," paparnya.
Ia menambahkan, sebelum membuka kembali per tanggal 15 Juni 2020, pihaknya juga mengadakan suatu pertemuan dengan Kapolres Bangli, Dandim Bangli, dan tokoh-tokoh masyarakat serta tokoh-tokoh pengusaha membahas mengenai kesiapan dan sosialisasi Toya Devasya dalam penerapan protokol kesehatan.
Jadi dapat dibayangkan kunjungan rata-rata per hari sebelum terjadi pandemi Covid-19 mencapai 700 sampai 800 orang di weekday, dan pada weekend bisa mencapai 1.200 orang, sekarang hanya 30 orang saja.
"Ini kan luar biasa jatuhnya (angka kunjungan). Tapi kalau boleh saya jujur, ini masih boleh dikatakan dengan suatu melakukan usaha dengan rugi, ini yang dilakukan sekarang ini, tapi bagi seorang enterpreneur rugi tapi masih dalam sifatnya bagaimana menyosialisasikan Toya Devasya ini sudah dibuka, jadi orang boleh datang. Karena ada pembatasan mereka juga ragu datang, tapi satu, jika sudah ada clearance announcement dari pemerintah daerah dibuka kembali pariwisata," jelas mantan Dirut PT Pos Indonesia ini.
Namun, tetap jika begitu pemerintah daerah mengumumkan pariwisata kembali dibuka, nanti pihaknta tetap menerapkan protokol kesehatan yang sekarang dengan disiplin dan tertib ditaati pengunjung serta karyawan.
Meskipun di tengah pandemi Covid-19 ini, ekonomi harus tetap jalan dengan catatan protokol kesehatan ketat.
Saat ini karyawan yang dipekerjakan Toya Devasya hanya 20 persen dari total jumlah keseluruhan karyawan ada 220 orang karena melihat kondisi masih seperti saat ini.
Sisanya masih berstatus dirumahkan sementara hingga kondisi sudah pulih dan normal kembali.
Pihaknya mengaku tidak melakukan PHK karena jika melakukan PHK ia harus mencari karyawan baru lagi dan memulai dari nol lagi melatih karyawan, sehingga memutuskan merumahkan karyawan yang sudah expert di bidangnya masing-masing dan nanti pada waktunya mereka semua kembali bekerja.
Selama tidak beroperasi atau ditutup, ia pun tetap menjaga kebersihan seluruh area bahkan melakukan sedikit peremajaan fasilitas yang ada.
(*)