Corona di Bali
Rapid Test Mandiri di Klungkung Dikenakan Biaya Rp235 Ribu
Jika ada warga yang memerlukan rapid test mandiri, bisa menyambangi Puskesmas terdekat yang telah ditunjuk
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Kadis Kesehatan Klungkung dr Ni Made Adi Swapatni menjelaskan, rapid test secara mandiri dapat dilakukan masyrakat di setiap Puskesmas yang ada di setiap Kecamatan.
Di Kabupaten Klungkung, rapid test mandiri dapat dilakukan di Puskesmas Klungkung 1, Puskesmas Dawan 1, Puskesmas Banjarangkan 1, Puskesmas Nusa Penida 1 dan Puskesmas Nusa Penida 2.
"Jika ada warga yang memerlukan rapid test mandiri, bisa menyambangi Puskesmas terdekat yang telah ditunjuk. Biaya yang dikenakan itu Rp235.000," ujarnya, Senin (22/6/2020).
Surat keterangan rapid test tersebut akan berlaku selama 7 hari.
Sementara rapid test yang dilakukan terhadap pedagang di Pasar Umum Galiran, Senin (22/6) dari 172 orang yang menjalani rapid test, ada 72 orang yang hasilnya reaktif.
Sedangkan swab test dilakukan terhadap 87 warga.
Seberapa Efektif Rapid Test?
Sebagai satu diantara upaya dari pemerintah untuk mendeteksi dan menanggulangi penyebaran virus Corona atau Covid-19 adalah dengan melakukan tes cepat atau rapid test.
Lantas seberapa efektifkah rapid test untuk mengetahui tanda-tanda Covid-19 bersarang di tubuh manusia ?
Ahli Virologi Universitas Udayana Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika menjelaskan, uji cepat efektif mendeteksi virus setelah 7 hari orang tertular.
“Antibodi terhadap infeksi apa saja baru kelihatan hari ke-7 sampai ke-10 setelah tertular. Jumlahnya biasanya masih sedikit di dalam darah. Masa inkubasi, yaitu waktu dari sejak tertular sampai munculnya gejala sakit, untuk Covid-19 bisa antara 2-14 hari. Karena itu jika dilakukan rapid test sebelum hari ke-7 ya pasti negatif,” terangnya kepada Tribun Bali, Jumat (3/4/2020).
Lanjutnya, rapid test dikembangkan untuk penapisan cepat.
Ujinya bisa untuk deteksi antibodi atau deteksi virus dan perlu antibodi serta virus dalam jumlah banyak.
“Saya belum tahu pasti uji cepat mana yang beredar di Indonesia,” tutur dia.
Bahkan, karena variasi individu dan memerlukan antibodi yang banyak, pengujian yang dilakukan setelah hari ke-10 pun masih bisa negatif.