Polda Bali Nyatakan Bakal Tindak Tegas Ormas Apapun yang Berbuat Kriminal di Bali
Mantan Diresnarkoba Polda Sulteng ini menjelaskan, saat ini masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bali menghadapi situasi yang sangat dinamis
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bali Kombes Pol Dodi Rahmawan akhirnya angkat bicara soal isu Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang kerap hangat diperbincangkan masyarakat dan netizen di Bali belakangan ini.
Dengan tegas, Dodi mengatakan bahwa siapapun yang mengatasnamakan kelompok, organisasi kemasyarakatan (ormas) atau tim, jika berbuat kriminal di Bali akan ditindak tegas oleh Polda Bali
"Siapapun itu apapun bentuknya, kalau mereka melakukan tindak pidana dan terbukti, pasti akan kita tindak tegas," kata pria yang baru resmi menjabat Direkskrimum Polda Bali sejak 4 Juni lalu itu di ruang kerjanya, Rabu (24/6/2020)
Mantan Diresnarkoba Polda Sulteng ini menjelaskan, saat ini masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bali menghadapi situasi yang sangat dinamis.
• Luna Maya Beli Rumah Rp 8,7 Miliar, Usai Direnovasi Pernah Ditawar Pembeli Rp 25 M Namun Ditolak
• Bahas Penyaluran Dana Bansos, Gubernur Koster Ikuti Rakor Bersama KPK melalui Vicon
• Leher Jailani Robek Tersayat Tali Layangan di Jalan Udayana Buleleng
Dimana, persoalan saat ini masyarakat banyak dihadapi dengan persoalan covid-19, persoalan ekonomi, dan sebentar lagi Bali akan menjalankan situasi politik dalam rangka demokrasi, yakni Pilkada Serentak.
"Saya rasa ini hal yang perlu menjadi perhatian kita semuanya, kami sebagai aparatur penegak hukum yang punya tanggung jawab dalam penegakan undang-undang harus memberikan jaminan kepada masyarakat, kepada investasi yang ada, sehingga pembangunan yang ada di Bali ini bisa betul-betul mensejahterakan dan bisa menberikan kedamaian kepada masyarakat yang ada di Pulau Bali ini," kata Kombes Dodi Rahmawan
Soal kejahatan kriminal yang dilakoni oleh kelompok-kelompon yang mengatasnamakan politik identitas, lanjut Dodi, menjadi perhatian serius Polda Bali saat ini.
"Salah satu yang jadi trend atau yang jadi perhatian kami adalah aksi premanisme yang sangat mengganggu dan sangat meresahkan. Mengatasnamakan kedaerahan, simbol-simbol organisasi kemasyarakatan, itu yang akan menjadi perhatian kita semuanya," ujarnya
Apalagi, dengan komitmen Kapolda Bali, Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose yang begitu tegas dengan premanisme dan narkoba, Dodi mengaku siap akan mengawal komitmen tersebut.
"Dalam kebijakan bapak kapolda jelas perintahnya, yang pertama adalah street crime atau kejahatan jalanan. Apapun modus operandi ini tidak ada ruang untuk mereka menjalankan aksinya. Dengan menggunakan kekerasan, ancaman, menzolimi saudara sendiri, ini juga bagian dari tanggungjawab kami untuk aktif memonitor, mengidentifikasi dan memberikan tindakan tegas dan terukur," ujar Dodi
Ditanya terkait keberadaan Tim Hercules Bali yang baru baru ini sempat heboh di media sosial, Dodi Rahmawan menyebut itu karena ada pihak yang tidak bijak bermedia sosial sehingga masyarakat tergiring dan ikut terprovokasi
Dodi mengaku pihaknya telah menelusuri bahwa sampai saat ini belum ada legalitas keberadaan tim hercules tersebut di Bali.
Isu ormas ini menjadi heboh di masyarakat, menurut Dodi, karena adanya oknum masyarakat yang tidak bijak dalam bermedia sosial sehingga memunculkan isu sara yang sensitif di masyarakat.
Tim Hercules Bali, kata Dodi, hingga saat ini belum berbentuk Ormas dan belum berbadan hukum.
• Harta Kekayaan Megawati, Aset Paling Besar dari Tanah dan Bangunan
• Pasar Belum Pulih di Masa New Normal, Harga Properti Diprediksi Masih Stagnan di Semester II-2020
• Daftar Milenial Yang Jadi Petinggi BUMN
"Nama itu tidak ada artinya. Sejauh ini legalitas dari organisasi atau tim yang dibentuk itu tidak ada. Jadi istilah saya, itu nama yang digunakan tidak ada artinya," ujarnya
Mengenai laporan Ketut PI yang sempat bersitegang di media sosial dengan petinggi Tim Hercules Bali FH, Dodi mengatakan pihaknya masih mencari saksi-saksi untuk memperkuat bukti-bukti apakah kasus tersebut ada unsur pidana baik itu menyangkut Undang-Undang ITE dan ancaman menggunakan senjata api.
"Setelah kami melakukan identifikasi dan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan (FH), itu ternyata replika (pistol mainan). Namun demikian, masih kita lakukan pendalaman. Apakah ancaman yang dimaksud terpenuhi unsurnya atau tidak," kata Kombes Dodi Rahmawan
Sebagaimana diketahui, kasus tersebut bermula dari adanya deklarasi Tim Hercules Bali yang mengangkat seorang politisi Badung menjadi pembina tim tersebut.
Ketut PI kemudian membuat sebuah postingan di media sosialnya dan menyebut-nyebut adanya ormas radikal. Tak terima dengan sebutan ormas radikal, salah satu petinggi Tim Hercules Bali FH langsung mengontak Ketut PI melalui pesan WA.
Dari sanalah, keduanya mulai memanas dan saling ancam.
Ketut PI mengancam lewat kata-kata, kemudian FH tiba-tiba mengeluarkan pistol dan berkata akan menembak Ketut PI. Belakangan diketahui kepolisian bahwa pistol tersebut ternyata mainan.(*).