Kelamaan Bermain Sepeda Bisa Turunkan Vitalitas Pria? Begini Penjelasan Dokter Darmaputra

Saat ini penghobi sepeda tengah marak dan menjamur di kalangan masyarakat Bali khususnya warga Kota Denpasar dan sekitarnya.

Penulis: M. Firdian Sani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Putu Dewi Adi Damayanthi
Gowes Road Bike Kodam IX/Udayana, Denpasar, Bali, Minggu (14/7/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Bali M Firdian Sani

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Saat ini penghobi sepeda tengah marak dan menjamur di kalangan masyarakat Bali khususnya warga Kota Denpasar dan sekitarnya.

Mulai pagi hingga malam hari ada saja masyarakat yang kedapatan bermain dan mengayuh sepeda kesayangan mereka.

Umumnya sering dijumpai di jalan-jalan, mereka ada yang bergerombol, berdua, bahkan sendiri.

Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik wanita maupun pria mengayuh sepeda berkilo-kilo meter untuk menyenangkan diri dan melepas penat di masa pandemi ini.

Tirta Empul Gianyar Terapkan SOP Covid-19 Saat Banyupinaruh

Apa Tanda Sudah Siap Menikah secara Finansial?

Nita Tertabrak Motor Saat Menyeberang Jalan di Gianyar, Tewas Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Bersepeda rasanya sah-sah saja, namun ada satu hal yang perlu diketahui Tribuners nih, jika bermain sepeda secara berlebihan ternyata berisiko dapat mengganggu sistem reproduksi khususnya pada pria dewasa.

"Salah satu penelitian yang dilakukan di Massachutes tahun 2001 memang menyatakan bahwa bersepeda lebih dari 3 jam seminggu dapat beresiko tinggi untuk terjadinya disfungsi ereksi," kata DR.dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK(K), FINSDV, FAADV saat dihubungi Tribun Bali.

Dokter spesialis kulit dan kelamin ini menjelaskan bagaimana hal itu bisa terjadi.

Pertama ketika kita bersepeda maka sebagian pengendara sepeda akan membebankan berat tubuh di sadel sepeda yang tidak cukup lebar untuk menopang tulang duduk.

Tak Ingin Terkena Penyakit Asam Urat di Usia Muda? Kenali Penyebabnya & Hindari Konsumsi Makanan Ini

5 Zodiak Ceria dan Sangat Humoris, Sampai Dijuluki Happy Virus dan Selalu Menjadi Mood Booster

Cegah Meluasnya Wabah Covid-19, Wabup Tabanan Bagikan APD

Kondisi itu akan membebankan berat tubuh ke bagian sekitar perineum yang di area tersebut terdapat jaringan ereksi, pembuluh darah, dan saraf.

"Sehingga jika terjadi penekanan saraf dan pembuluh darah yang menyuplai area perineum dan penis tersebut, lama kelamaan dapat menyebabkan disfungsi ereksi," jelas dia.

Agar hal itu tidak terjadi, dokter yang bertugas di Klinik DNI Skin Centre ini menyarakan untuk mengubah ukuran sadel menjadi lebih besar dan lebar agar dapat mengurangi tekanan pada perineum.

Family Farming, Strategi Kedaulatan Pangan Rumah Tangga di Masa Pandemi

Sebulan Lakukan Penyelidikan, Pembobol Konter HP di Karangasem Berhasil Dibekuk Polisi

"Ganti sadel dengan dudukan yang lebih lebar agar dapat menopang tubuh dengan baik, dan ubah posisi sadel menjadi lebih ke depan. Rendahkan posisi stang agar tubuh bersandar ke depan dan bagian bokong menjadi terangkat sehingga tekanan di perineum berkurang," ucapnya.

Ia juga menyarankan ketika bersepeda dengan jarak tempuh yang jauh, sebaiknya untuk menyelingi waktu sambil beristirahat, dan melakukan peregangan pada otot bokong.

"Ketika bersepeda jarak jauh, disarankan untuk menyelinginya dengan menggowes sepeda sambil mengangkat bokong, berjalan kaki sambil membawa sepeda dan beristirahat terutama ketika muncul rasa kesemutan atau mati rasa sekitar penis dan perineum," paparnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved