Cadangan Kelistrikan di Bali Kritis, Gubernur Ajukan Raperda RUED ke DPRD Bali

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, cadangan kelistrikan di Bali masih berada dalam kondisi kritis.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Gubernur Bali, Wayan Koster memberikan keterangan pers seusai mengikuti rapat paripurna DPRD Bali, Senin (29/6/2020) 

RUED merupakan sebuah dokumen perencanaan energi Bali tahun 2020-2050 yang mengatur penerapan dan pengelolaan energi bersih di Bali.

RUED Provinsi Bali juga bertujuan mewujudkan Pulau Bali yang bersih, hijau dan indah dengan membangun sistem energi bersih yang ramah lingkungan.

Berbagai muatan yang terdapat dalam Raperda tersebut di antaranya isu dan permasalahan energi; kondisi energi daerah saat ini, kondisi energi daerah di masa mendatang; kebijakan dan strategi energi daerah; rogram dan kegiatan pengembangan energi bersih daerah dan kelembagaan energi daerah.

Raperda juga memuat dokumen perencanaan energi daerah. Menurut Gubernur Koster, Bali merupakan daerah pertama di Indonesia yang mengedepankan penggunaan energi bersih.

Menurutnya, kebijakan itu diambil agar Bali menjadi mandiri energi, berkelanjutan dan berkeadilan dengan tetap mendukung tujuan nasional.

Gubernur mengaku secara bertahap akan meningkatkan bauran energi terbarukan, yang saat ini hanya berada di angka 0,4 persen.

Gubernur mengatakan, pemerintah akan meningkatkan bauran energi menjadi 11,15 persen pada 2025 dan menjadi 20,10 persen pada tahun 2050.

Hal itu dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi pemanfaatan EBT dan juga melibatkan peranserta masyarakat dan adat.

"Hal itu menjadi sangat penting agar kita bersama-sama, antara eksekutif dan legislatif untuk mengawal dan menindaklanjuti rancangan peraturan daerah agar dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan energi bersih di Bali ke depannya," tutur Koster.

Mandiri Energi

Selain karena amanat dari UU, Koster mengatakan rancangan energi merupakan sebuah kebutuhan untuk masyarakat Bali dan juga wisatawan domestik serta mancanegara mengingat Bali sebagai destinasi pariwisata dunia.

Baginya, kebutuhan kelistrikan di Bali sudah sangat mendesak dan perlu didesain secara terencana dan mulai menyiapkan diri sebagai daerah yang mandiri energi.

Hal itu diperlukan guna menjaga kebutuhan dan juga sebagai upaya dalam mengantisipasi permasalahan dan tantangan yang mungkin saja bisa terjadi di masa mendatang.

"Jadi kita harus rancang betul untuk merancang dan menskenariokan, Bali ini harus mandiri energi," tegasnya.

Meskipun saat ini Bali sudah memiliki kapasitas terpasang 1.440,85 MW, namun sebanyak 400 MW masih didatangkan dari Pulau Jawa yang disalurkan dengan kabel laut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved