Ditinggal Ibu Menikah, Widiantara & Adiknya Tak Mampu Bayar Sekolah, Bekerja untuk Bertahan Hidup

Ditinggal Ibu Menikah, Made Widiantara Dan Adiknya Tak Mampu Bayar Sekolah, Hingga Harus Bekerja Untuk Bertahan Hidup

Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Made Widiantara dan Ni Komang Sukma Dewi didampingi Kelian Dinas Pupuan I Made Sunarta dirumahnya, Selasa (30/6/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Sepasang kakak adik harus berjuang mencari nafkah sendiri untuk bisa bertahan hidup.

Mereka harus bekerja lantaran kedua orangtuanya meninggalkannya.

Sepasang kakak adik itu yakni Made Widiantara (19), dan Ni Komang Sukma Dewi (11).

Mereka bekerja lantaran Ayahnya I Putu Sudiana sudah meninggal, sementara Ibunya telah memiliki kehidupan sendiri dengan keluarga barunya.

Giliran Pedagang di Pasar Kusamba dan Mentigi Rapid Test Masal

Diadili Terkait Perkara Skimming, WN Rumania Menolak Didampingi Penasihat Hukum

Dalam Rapat Wantannas, Bupati Anas Paparkan Pendataan Bansos Berbasis Smart Kampung

Pasangan kakak adik ini berasal dari Dinas Pupuan, Banjar Panca Dharma, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung, Bali.

Mereka tinggal berdua di rumah sederhana peninggalan sang ayah.

Syukur keduanya masih memiliki saudara yang selama ini telah banyak membantu.

Bahkan sampai saat ini pasangan kakak adik itu harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sayangnya uang yang didapat dari keringatnya sendiri hanya untuk bertahan hidup, namun tak bisa menanggung biaya sekolahnya sendiri.

Kelian Dinas Pupuan I Made Sunarta mengakui, Made Widiantara dan Ni Komang Sukma Dewi hanya tinggal berdua, setelah Ayahnya meninggal sekitar tahun 2013 dan ibunya menikah lagi selang beberapa tahun kemudian.

"Jadi, sekarang hanya tinggal berdua di rumah peninggalan ayahnya," kata Widiantara, Selasa (30/6/2020).

Pihaknya menjelaskan, bahwa mereka mempunyai kakak.

Hanya saja mengalami gangguan jiwa dan sekarang harus keluar masuk rumah sakit jiwa.

Bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Made Widiantara yang berstatus pelajar kelas XII di SMA Widia Brata Mengwi harus bekerja paruh waktu untuk mendapatkan penghasilan agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Keduanya bekerja, kakak adik bekerja, kakaknya membersihkan warung yang kerjanya sore hari," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved