Corona di Bali
Gede Suardita Optimistis Perumahan Subsidi Masih Potensial di Tengah Pandemi Covid-19
Gede Suardita mengaku optimistis dengan perkembangan sektor properti di Bali di tengah pandemi Covid-19
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Ketua DPD REI Bali, Gede Suardita, mengaku optimistis dengan perkembangan sektor properti di Bali, khususnya perumahan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 yang menggerus ekonomi dunia, Indonesia dan Bali, perumahan subsidi masih sangat diminati masyarakat.
Berdasarkan data yang dipaparkannya dalam webinar bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, dampak Covid-19 terhadap bisnis saat ini cukup signifikan.
“Mal turunnya 75 persen, hotel turunnya 90 persen, perkantoran turunnya 74,6 persen, dan rumah komersil turun 50 persen,” sebutnya, Jumat (3/7/2020).
“Sektor properti dibagi dua, ada yang komersil dan subsidi, subsidi ini kemungkinan masih bisa bertahan karena sesuai harga juga kebutuhan pengguna langsung. Apalagi backlog perumahan bagi MBR di Bali masih sangat tinggi,” imbuhnya.
Sejatinya, sektor properti memang melambat beberapa tahun belakangan.
Dampak Covid-19 pun kian menghantam saat ini.
Penurunan penjualan terjadi akibat pembatasan kegiatan masyarakat.
• Pasar Belum Pulih di Masa New Normal, Harga Properti Diprediksi Masih Stagnan di Semester II-2020
• 5 Tanaman Pekarangan Rumah Beracun dan Paling Mematikan di Dunia
Karyawan di sektor pariwisata banyak dirumahkan dan kehilangan penghasilan.
“Lalu perbankan, jadi sejak pandemi melanda dari akhir Maret 2020 sampai saat ini, bank sangat selektif sekali terhadap pembiayaan kredit KPR,” sebutnya.
Ditambah kondisi ekonomi Bali yang drop karena mengandalkan sektor pariwisata sebagai motor dominan penggerak perekonomian.
“Saya pribadi melihat sektor pariwisata hampir 70 persen memengaruhi aktivitas ekonomi di Bali. Sehingga begitu pariwisata tutup, ekonomi Bali terjun minus 1,14 persen triwulan I-2020,” sebutnya.
Dampak ini juga menyerang sektor lainnya, termasuk properti.
Padahal sejatinya, sektor properti juga menggerakkan ekonomi dan berkontribusi dalam penyediaan rumah rakyat, infrastruktur, sehingga berimbas ke peningkatan pajak dan pendapatan daerah.