Gianyar Bangun Jembatan di Atas Tukad Pakerisan, Warga Tak Perlu Lagi Berkendara di Tengah Sungai
Pemkab Gianyar telah menyiapkan anggaran Rp 11 miliar lebih, untuk pembangunan jembatan di atas sungai besar atau Tukad Pakerisan
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Pemkab Gianyar telah menyiapkan anggaran Rp 11 miliar lebih, untuk pembangunan jembatan di atas sungai besar atau Tukad Pakerisan, yang memisahkan Desa Pejeng Kelod, Tampaksiring dan Desa Siangan Gianyar, Bali.
Jembatan dibangun dalam waktu dekat ini dan ditargetkan rampung di pertengahan Desember 2020.
Keberadaan jembatan tersebut juga diharapkan menjadi barometer tumbuhnya sektor perekonomian baru di Kabupaten Gianyar, Bali.
Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (PU) Gianyar, Selasa (7/7/2020), diketahui, dalam pagu anggaran, proyek jembatan tersebut dianggarkan sebesar Rp 12 miliar.
• Jangan Lewatkan, Ini Drakor Terbaru yang Tayang di Netflix Pada Juli 2020
• Hubungan dengan China Memanas, India Beli Senjata Militer Senilai Rp 80 Triliun
• Ini Sederet Drakor yang Memiliki Biaya Produksi Termahal, Mr. Sunshine hingga Vagabond
Dalam proses tender, pemenang tender menyepakati Rp 11 miliar lebih.
Jembatan ini nantinya akan dibangun sepanjang 35 meter dengan lebar tujuh meter.
Dibangun di atas sungai yang saat ini dipergunakan untuk jalan mobil.
Struktur jembatan ini nantinya akan menggunakan beton prategang.
Dana miliaran rupiah tersebut tidak hanya untuk pembangunan jembatan, tetapi juga untuk penataan jalan sepanjang sekitar 800 meter, yang menjadi akses menuju jembatan ini.
Kepala Bidang Bina Marga PU Gianyar, I Made Astawiguna membenarkan hal tersebut.
Kata dia, pembuatan jembatan ini merupakan satu diantara sejumlah pembangunan infrastruktur, yang dipertahankan Bupati Gianyar, Made Mahayastra di tengah rasionalisasi anggaran pasca pandemi Covid-19.
Hal tersebut dikarenakan, pengadaan jembatan ini merupakan hal yang vital bagi pembangunan perekonomian Gianyar.
“Sungai ini memisahkan dua desa, yakni Desa Pejeng Kelod, Kecamatan Tampaksiring dan Desa Siangan, Kecamatan Gianyar. Meskipun merupakan sungai, namun aksebilitas masyarakat sangat padat. Biasanya, untuk kendaraan sepeda motor mereka melintas di atas jalan bendungan yang luasnya sekitar 1,5 meter. Sementara kendaraan roda empat biasanya melintas di tengah sungai,” ujarnya.
“Sungai ini pada mobilitas karena menghubungkan dua kecamatan. Biasanya dijadikan jalur terdekat menuju pusat perekonomian Ubud dan Gianyar. Bahkan masyarakat dari Bangli juga memanfaatkan sungai ini. Karena itulah, bupati mempertahankan agar jembatan ini tetap dibangun meskipun dalam situasi Covid-19,” tandasnya.
Keberadaan jembatan tersebut, kata dia, selain akan memudahkan aksebilitas masyarakat, juga diharapkan menjadi barometer lahirnya destinasi pariwisata baru.
Sebab sepanjang aliran sungai, terdapat banyak potensi wisata alam.
“Saat ini ada beberapa objek wisata belum digarap, dan juga belum tenar karena terkendala akses. Dengan adanya jembatan ini, diharapkan ada banyak destinasi baru yang bangkit, sehingga perekonomian Gianyar lebih baik lagi,” ujar pria asal Pejeng tersebut. (*)