Corona di Bali

Kisah Satgas Gotong Royong Desa Adat Yeh Gangga, Sosialisasi dengan Pakaian Kecak

Kisah Satgas Gotong Royong Desa Adat Yeh Gangga Selama Pandemi. Jaga Ketat Akses Masuk Hingga Sosialisasi Dengan Pakaian Kecak

Istimewa
Foto Satgas Gotong Royong Desa Adat Yeh Gangga, Tabanan, Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Satgas Gotong Royong setiap wilayah di Bali memiliki peran yang sangat penting dalam hal mencegah penyebaran Covid-19.

Seperti Satgas Gotong royong Desa Adat Yeh Gangga yang tetap berupaya maksimal untuk menjaga wilayahnya tak terpapar virus tersebut.

Selain melakukan sosialisasi, melakukan penjagaan dengan ketat di posko, mereka juga melakukan patroli setiap malam.

Terlebih lagi, Desa Adat Yeh Gangga terkenal dengan salah satu tempat wisata yakni Pantai Yeh Gangga, Tabanan, Bali, yang kerap dikunjungi wisatawan.

Gubernur Koster Bakal Tinjau Penerapan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru di Sejumlah Objek Wisata

Kim Jong Un Didenda Rp 505,2 Juta Karena Menghukum Tawanan Perang Korea Kerja Paksa

AirNav Indonesia Dorong UMKM Nusantara Untuk Naik Kelas

Selain itu, pantai yang terletak di Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan ini juga kerap digunakan sebagai Upacara Yadnya.

"Kami dari awal sudah antisipasi agar penyebaran virus tersebut tak meluas lagi. Baik itu dengan sosialisasi hingga penyemprotan desinfektan. Dan sampai saat ini kami malah memperkuat lagi Satgas Gotong Royong karena sangat berperan penting dalam mencegah penyebaran Covid-19 khususnya di Tabanan," jelas Bendesa Adat Yeh Gangga, I Ketut Dolia, Rabu (8/7/2020).

Dia mengungkapkan, selain penjagaan dengan melibatkan pecalang dan linmas di posko, pihaknya juga melakukan patroli pada malam hari.

Pihaknya juga telah menginstruksikan 10 orang petugas berjaga setiap hari yang dibagi dua shift.

"Selain penjagaan dan patroli, kami juga sudah wajibkan seluruh pedagang terutama yang di Pantai untuk menyediakan tempat cuci tangan. Semua sudah melaksanakannya," jelasnya.

Terlebih lagi, kata dia, pada saat hari suci Banyupinaruh Minggu (5/7/2020) lalu atau sehari setelah Hari Suci Saraswati lalu, Desa Adat Yeh Gangga resmi menutup akses menuju pantai selama 24 jam atau sejak Sabtu sore hingga Minggu sore.

"Saat Banyupinaruh juga sudah kami sampaikan bahwa untuk sementara pantai ditutup aksesnya untuk menghindari kerumuman. Karena pengalaman sebelumnya (6 bulan lalu), warga Tabanan yang melaksanakan prosesi Banyupinaruh ke Pantai Yeh Gangga membludak," jelasnya.

Warga yang melaksanakan aktivitas meyadnya juga kami batasi hingga pukul 10 Malam.

Sosialisasi Gunakan Pakaian Kecak

Bendesa Adat Yeh Gangga, I Ketut Dolia mengungkapkan, selain penjagaan ketat akses masuk dan sosialisasi secara intens.

Termasuk salah satu cara unik yang digunakan dengan paduan budaya Bali adalah dengan melibatkan Sekaa Kecak wilayah setempat untuk melaksanakan sosialisasi di posko Satgas Gotong Royong.

Cara tersebut digunakan satgas untuk menarik perhatian dan mengajak masyarakat mengikuti anjuran Pemerintah dalam upaya memutus penyebaran wabah Covid-19.

Dalam sosialisasinya, petugas Satgas Gotong Royong desa Adat Yeh Gangga mengenakan pakaian Rahwana, Anoman dan Sangut lengkap dengan sekaa kecaknya.

Hal ini pun sempat mengundang perhatian para warga di media sosial serta warga yang saat itu sempat ke Yeh Gangga.

Mereka yang sudah mengenakan busana masing-masing pun melakukan pementasan sembari mengimbau warga yang melintas kedapatan tidak menggunakan masker.

“Selain untuk memperkuat budaya seni Bali, kami dengan sekaa kecak lainnya saat itu sedang rindu tampil sebagai sekaa kecak yang selama ini pentas di Pantai Yeh Gangga. Sehingga untuk mengobati kerinduan, menghilangkan rasa jenuh melalui seni kami pentaskan sembari melakukan sosialisasi pencegahan Covid," jelasnya.

Dengan mengenakan kostum kesenian tari Kecak, anggota Satgas Gotong Royong Desa Adat Yeh Gangga ini pun lebih antusias mengajak warga yang melintas untuk menggunakan masker dan cuci tangan, serta menyelipkan imbauan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat dirumah masing-masing.

Dolia juga mengharapkan kepada masyarakat dalam menyongsong tatanan kehidupan era baru atau new normal di Tabanan agar tetap memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Penerapannya bisa dilakukan dengan mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun.

"Mari kita sambut new normal ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Jadi masyarakat wajib gunakan masker dan cuci tangan jika ke Yeh Gangga," tandasnya.(*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved