Corona di Bali

Pengangguran Naik, BI Masih Prediksi Ekonomi Bali Triwulan II Terkontraksi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, memperkirakan ekonomi Bali masih akan terkontraksi hingga triwulan II-2020

Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Rabu (8/7/2020). 

“Secara nasional, hampir 60 ribu orang terinfeksi dan 3 ribu orang meninggal. Di Bali sendiri, tercatat lebih dari 1.600 orang terinfeksi, ada 16 orang meninggal. Adapun reproduction rate infeksi Covid-19 di Bali cukup tinggi, yakni mencapai 1,08 per 1 Juli 2020,” katanya.

Perkembangan terkini ekonomi nasional, kata dia, menunjukkan sektor eksternal mulai membaik.

Namun sektor riil masih tertekan.

Hal ini sebagaimana tercermin pada aliran modal asing yang mulai masuk, terutama SBN.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada jangka pendek masih tertekan.

“Pada akhir triwulan II-2020, ekspektasi positif mulai meningkat,” katanya.

Hal ini tercermin pada beberapa indikator, yakni perbaikan indeks ekspektasi ekonomi Mei 2020, perbaikan World Trade Volume (WTV) seiring membaiknya permintaan Tiongkok pada Mei 2020.

Penurunan risiko Emerging Market kembali pada level 2019, setelah pada Maret 2020 mengalami peningkatan.

Kemudian tendensi penurunan panic buying beras, dan barang kesehatan.

Perbaikan Manufacturing Index pada Mei 2020, meski masih di zona kontraksi.

Kinerja ekspor pulih, terbatas pada beberapa komoditas.

Pertumbuhan ekspor mulai tumbuh disumbang permintaan komoditas mineral dari Tiongkok. 

Pulihnya kinerja ekspor, kata dia, tercermin pada pengapalan ekspor yang mulai naik pada minggu ke-II dan ke-III Juni 2020.

Disamping mineral, pemulihan ekspor juga ditopang manufaktur dan CPO.

Dari sisi impor, terjadi peningkatan aktivitas bongkar muat impor di akhir triwulan II-2020, yang mengindikasikan mulai pulihnya IaIu lintas barang dan aktivitas perekonomian.

BI melihat, Sektor pertanian diperkirakan masih tumbuh positif.

Harga gabah kering giling di tingkat petani tumbuh 11,24 persen (yoy), dan di tingkat penggilingan tumbuh 24,36 persen. Lapangan usaha konstruksi terkontraksi.

Penjualan semen juga tumbuh negatif, pada triwulan II (Apr) 2020, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya.

Inflasi Bali pada Juni 2020 sebesar 0,11 persen (mtm) atau 2,18 persen (yoy).

“Inflasi tahunan Bali tercatat lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,96 persen (yoy),” sebutnya. 

Kinerja perbankan di Bali juga masih terjaga walau melambat.

Pertumbuhan DPK melambat dari 9,4 persen (yoy) pada triwulan I-2020 menjadi 4,15 persen (yoy) pada triwulan II (Mei) 2020.

Struktur DPK Bali sendiri masih didominasi tabungan (50,2 persen).

Sejalan dengan itu, kinerja kredit juga melambat dari 7,12 persen (yoy), pada triwulan I-2020 menjadi 3,60 persen (yoy) pada triwulan II (Mei) 2020.

Kredit di Bali masih didominasi kredit konsumsi (38,4 persen).

Kualitas kredit masih terjaga meskipun sedikit memburuk dari 2,91 persen, pada triwulan I-2020 menjadi 3 persen pada triwulan II (Mei) 2020.

Sementara itu, tingkat kemiskinan di Bali dari waktu ke waktu menunjukkan penurunan pada September 2019, tingkat kemiskinan di Bali  sebesar 3,61 persen,menurun dibanding September 2018 sebesar 3,91 persen. 

Disisi lain, tingkat ketimpangan di Bali meningkat dari 0,364 pada September 2018 menjadi 0,370 pada September 2019.

Selanjutnya, berdasarkan survei kami terhadap rumah tangga di Bali pada bulan Mei IaIu, 78 persen responden menyatakan mengalami penurunan.

Besaran penurunan pendapatan mencapai lebih dari 50 persen.

Ketergantungan perekonomian Bali pada sektor pariwisata, merupakan salah satu sumber kerentanan perekonomian Bali

Struktur perekonomian Bali selama 10 tahun terakhir, didominasi sektor tersier, dengan share semakin meningkat.

Sementara itu, share sektor primer (pertanian, pertambangan) tercatat menurun.

Penurunan sektor primer tidak lepas, dari semakin rendahnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Bali.

Secara historis, selama 10 tahun terakhir, perekonomian Bali tercatat masih berada dibawah output potentialnya.

Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan kedepan masih dapat dioptimalkan. (*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved