PT Kliring Berjangka Indonesia Rilis Laporan Keuangan 2019, Laba Bersih Rp 50 Miliar Lebih
Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), mengatakan, pencapaian laba yang didapat KBI tahun 2019
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI, merilis laporan keuangan 2019 (audited).
Dalam laporan tahunan tersebut, KBI merilis pendapatan laba bersih (setelah pajak) sebesar Rp 50,345 miliar, atau mencapai 183 persen dibandingkan laba bersih (setelah pajak) pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp 27,529 miliar.
PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam layanan Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi, Pasar Fisik Komoditas, serta berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang.
Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), mengatakan, pencapaian laba yang didapat KBI tahun 2019 ini cukup menggembirakan.
• Dinonaktifkan Karena Pembuatan KTP Djoko Tjandra, Lurah Grogol Selatan Diduga Langgar Disiplin PNS
• Terkini, Tiga Pasien Covid-19 di Buleleng Dinyatakan Sembuh
• Amerika Serikat Puji Tindakan Indonesia dalam Penanganan Pengungsi Rohingya
"Hal ini dikarenakan situasi ekonomi tahun 2019 yang diwarnai agenda politik nasional yaitu pemilu presiden dan pemilu legislatif serta pertumbuhan ekonomi nasional yang boleh dibilang landai. Dan KBI telah melewati tahun 2019 dengan kinerja yang baik, dan mampu mencatatkan capaian laba bersih yang positif," katanya dalam siaran pers yang diterima Tribun Bali, Jumat (10/7/2020).
Dalam skala nasional, kondisi ekonomi Indonesia tahun 2019 cukup stabil.
Stabilitas perekonomian nasional yang positif terlihat dari tingkat inflasi yang mencapai 2,72 persen terendah dalam 10 tahun terakhir.
Dari sisi pendapatan, sepanjang tahun 2019 KBI mencatatkan pendapatan sebesar Rp 131 miliar atau sebesar 102,91 persen dari target anggaran tahunan sebesar Rp 127 miliar atau naik 144,96 persen dibanding pendapatan tahun 2018.
Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan operasional sebesar Rp112 miliar atau 106,91 persen dari anggaran tahunan, dan pendapatan non-operasional sebesar Rp18 miliar atau sebesar 83,84 persen dari anggaran tahunan.
Naiknya pendapatan KBI tidak lepas dari kinerja industri Perdagangan Berjangka Komoditi yang mengalami pertumbuhan cukup positif.
Hal ini tercermin dari volume transaksi multilateral PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang mencapai 1.467.371 lot, melewati target yang telah dicanangkan sebesar 1,1 juta lot.
Dari volume transaksi tersebut, kontrak berjangka emas berkontribusi 45 persen atau setara dengan 660.893 lot.
Selain emas, kopi juga menjadi kontributor terbesar volume transaksi dengan porsi 29 persen atau 430.837 lot, yang diikuti dengan transaksi olein dengan porsi 23 persen atau sekitar 336.124 lot, dan kakao sebesar 3 persen atau setara 39.517 lot.
Sepanjang tahun 2019 KBI telah meregistrasi transaksi kontrak berjangka dan derivatif lainnya sebanyak 7,968,762.7 lot, yang terdiri dari produk komoditi primer termasuk Kontrak Berkala Emas (KBE) sebanyak 1,467,371 lot (18,4 persen), indeks sebanyak 624,114.7 lot (7,83 persen), currency sebanyak 767,701.7 lot (9,63 persem), komoditi SPA sebanyak 5.084.240,3 lot (63,80 persem), Kontrak single stock sebanyak 25.190 lot (0,32 persen). Untuk Kontrak Penyalur Amanat Luar Negeri (PALN) sebanyak 145 lot.
• Menteri KKP Minta Banyuwangi Tingkatkan Produksi Sidat
• Jaksa Tolak Eksepsi Kasus Penggelapan Sertifikat Tanah Ketua Koperasi di Jembrana
• Bertambah Satu Orang, Positif Covid-19 di Jembrana Jadi 46 Kasus