Corona di Bali

Ahli Epidemiologi Unud Sebut Protokol Kesehatan Jaga Jarak di Pasar Tradisional Sulit Dilaksanakan

Ia menyebut kerumunan ekonomi yang agak menonjol di Denpasar, Bali maupun Indonesia adalah kerumunan di pasar tradisional, baik kerumunan antar pedaga

Humas Pemkot Denpasar
Ilustrasi-Tirai plastik yang dipasang di pasar tradisional Denpasar 


Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penanganan Covid-19 memerlukan dukungan semua pihak, utamanya masyarakat sehingga pencegahan dapat dimaksimalkan.

Langkah sederhananya dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Ahli Epidemiologi Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. DN Wirawan MPH, Kamis (16/7/2020) mengatakan pengalaman di banyak negara di dunia menunjukkan bahwa protokol kesehatan yang paling susah diatur oleh pemerintah dan diikuti oleh masyarakat adalah kerumunan manusia.

Baik kerumuman kegiatan ekonomi, sosial, agama, dan kerumunan lainnya.

Ia menyebut kerumunan ekonomi yang agak menonjol di Denpasar, Bali maupun Indonesia adalah kerumunan di pasar tradisional, baik kerumunan antar pedagang maupun pembeli.

Termasuk pasar tumpah dan pedagang bermobil.

Wabup Suiasa Terima Bantuan 100 Set APD dari Telkomsel

Diupah 25 Juta Selundupkan Sabu dari Malaysia, Bunga Pasrah Dihukum 12 Tahun Penjara

Denpasar Tambah 29 Kasus, 46 Pasien Positif Covid-19 di Denpasar Sembuh

Sehingga menurutnya kondisi ini wajib mendapatkan perhatian serius.

"Karena adaptasi kebiasaan normal era baru bukan berarti normal seperti dahulu sebelum ada Covid-19, ada protokol kesehatan yang harus tetap diterapkan dengan disiplin dan harus menjadi perhatian nersama, tidak bisa seperti dulu lagi," katanya.

Ia menambahkan, untuk pasar tradisional, pasar tumpah dan pedagang bermobil hambatan utamanya adalah karena ruang atau tempat yang sangat terbatas sedangkan jumlah pedagang sangat banyak.

Ini adalah kendala atau hambatan yang paling pelik dicarikan jalan keluarnya.

Dengan demikian protokol kesehatan yang paling sulit adalah mengatur jarak antar pedagang dan pembeli.

"Terlebih dengan dinyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 bisa menular melalui udara, maka jarak antar pedagang dan juga pembeli harus lebih jauh dari yang ditetapkan selama ini," katanya.

Stok Plasma Darah untuk Pengobatan Covid-19 Minim, dr.Suarjaya Minta Pasien Sudah Sembuh Mau Donor

Luncurkan Perda Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali, Koster Bakal Bentuk Majelis Kebudayaan Bali

KPU Kota Denpasar Lantik PPK Denpasar Utara, Dilanjutkan Kegiatan Bimtek Pemutakhiran Data Pemilih


Pihaknya mengakui bahwa tidak mudah membuat keseimbangan antara aspek ekonomi dan aspek kesehatan.

Bila ruang yang tersedia cukup memadai, maka pengaturan jarak antar pedagang akan lebih mudah.

Bila tambahan ruang tidak memungkinkan maka satu-satunya jalan keluar adalah dilakukan pengaturan oleh pemerintah, termasuk jika pemerintah menyediakan lokasi yang tidak melanggar aturan yang berlaku, semisal Perda atau aturan hukum lainnya.

Di beberapa tempat di Indonesia, jarak antar pedagang diisi pembatas atau partisi.

Protokol kesehatan lainnya yang lebih mudah diimplementasikan adalah mengawasi secara terus-menerus pemakaian masker dan face shield bagi pedagang maupun pembeli.

Satgas Covid-19 Gianyar Masih Lakukan Tracing Terkait Pedagang Nasi yang Meninggal

Susuri Pantai Sidayu Tiap Malam, Warga Kamasan Klungkung Ini Berhasil Selamatkan 2900 Telor Penyu


"Berbagai kebijakan pasti menimbukan pro dan kontra, tetapi bila tidak diatur maka kerumunan akan tetap terjadi dan wabah Covid-19 tidak akan ada akhirnya dan masalah yang dihadapi seluruh masyarakat Bali akan semakin lama, karena matinya sektor pariwisata sebagai tumpuan utama perekonomian Bali hingga saat ini," katanya.

Wirawan menyarankan bahwa pengaturan yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mencarikan tempat bagi pedagang tumpah dan pedagang bermobil dan mengatur mereka secara bergiliran untuk berjualan sehingga jumlah pedagang menjadi lebih sedikit sehingga jarak mereka bisa diatur menjadi lebih renggang.

"Cara kedua adalah dengan melakukan surveilens di pasar-pasar tradisional yaitu melakukan test Covid-19 secara berkala sehingga segera bisa diketahui bila ada pedagang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2, selain cara-cara di atas, saya belum melihat solusi lainnya," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved