Corona di Bali
Penduduk Miskin Meningkat Tajam, di Bali Bertambah 8.300 Orang, Tertinggi Sejak 2016
Dari 91.120 orang pada September 2019 menjadi kisaran 100.380 orang pada Maret 2020.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Eviera Paramita Sandi
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, jumlah penduduk miskin di Bali cenderung mengalami penurunan.
Namun pada Maret 2020, jumlah penduduk miskin di Bali kembali mengalami kenaikan, menjadi sekitar 165.190 orang atau 3,78 persen.
Merebaknya wabah Covid-19 yang mulai dirasakan di Bali ketika pendataan dilakukan (Maret 2020), diduga kuat menjadi penyumbang utama kenaikan tersebut yang terjadi ketika kemiskinan di Bali sedang dalam tren menurun secara konsisten.
Seperti sebelumnya, dalam pengukuran angka kemiskinan makro, garis kemiskinan digunakan sebagai besaran/batas untuk mengelompokkan penduduk dikategorikan sebagai miskin atau tidak miskin.
"Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah (atau lebih rendah)
dari besaran yang disebut sebagai garis kemiskinan, "ujarnya.
Pada Maret 2020, garis kemiskinan Provinsi Bali teridentifikasi sebesar Rp 429.834 per kapita per bulan.
Nilai ini tercatat mengalami peningkatan 4,10 persen, jika dibandingkan garis kemiskinan pada September 2019 yang sebesar Rp 412.906 per kapita per bulan.
Menurut komponennya, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) di perkotaan pada Maret 2020 sebesar 69,39 persen, sedangkan sumbangan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) sebesar 30,61 persen.
Sementara itu di perdesaan, sumbangan GKM terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2020 sebesar 70 persen.
Sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan memberikan sumbangan sebesar 30 persen terhadap Garis Kemiskinan perdesaan.
Komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan Maret 2020, baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya sama, yaitu beras.
"Komoditas makanan yang berperan dalam pembentukan garis kemiskinan di perkotaan adalah beras, daging ayam ras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging babi, bawang merah, kue basah, mie instan, roti, dan gula pasir," ujarnya.
Sedangkan komoditas makanan yang berperan dalam pembentukan garis kemiskinan di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, daging babi, cabe rawit, roti, mie instan, serta kopi bubuk dan kopi instan (sachet).
Pada komoditas bukan makanan, yang berperan dalam pembentukan garis kemiskinan di perkotaan antara lain perumahan, bensin, listrik, upacara agama atau adat lainnya, dan pendidikan.
Sedangkan komoditi bukan makanan yang berperan dalam pembentukan garis kemiskinan di perdesaan antara lain perumahan, bensin, upacara agama atau adat lainnya, listrik, dan kayu bakar.