World Bank Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI di Kisaran Nol Persen, Penduduk Miskin Naik 8 Juta
Lebih lanjut menurut Bank Dunia, bahwa akan terjadi lonjakan penduduk miskin akibat banyak orang kehilangan pekerjaan
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - World Bank atau Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ada di kisaran nol persen atau mengalami stagnasi akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Lebih lanjut menurut Bank Dunia, bahwa akan terjadi lonjakan penduduk miskin akibat banyak orang kehilangan pekerjaan dan sumber pendapatannya.
Jumlah penduduk miskin bisa melonjak hingga 5,5 juta hingga 8 juta orang.
Proyeksi dari Bank dunia ini memunculkan angka yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang berada di kisaran 1,1 juta orang hingga 3,78 juta orang.
Inilah proyeksi suram Bank Dunia terhadap perekonomian RI:
1. Pertumbuhan Ekonomi Nol Persen
Country Director Bank Dunia di Indonesia, Satu Kahkonen memproyeksi perekonomian Indonesia akan mengalami stagnasi atau tumbuh nol persen hingga akhir tahun.
Stagnasi pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi dengan tiga pertimbangan, yakni pertumbuhan ekonomi global berada di kisaran 5,2 persen tahun ini, perekonomian RI bisa kembali dibuka pada Agustus, dan tidak ada gelombang kedua virus corona.
"Bila ketiga asumsi tersebut berubah, maka forecast akan berubah," ujar Kahkonen dalam paparannya, Kamis (16/7/2020).
Lebih lanjut, Lead Economist Bank Dunia di Indonesia Frederico Gil Sander menjelaskan bila gelombang kedua terjadi dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kembali digalakkan, maka perekonomian bisa terkontraksi hingga 2 persen pada 2020.
2. Jumlah Penduduk Miskin Melonjak hingga 8 Juta
Di dalam laporannya yang bertajuk Indonesia Economic Prospects, The Long Road to Recovery, Bank Dunia menyatakan jika pemerintah tidak segera melakjkan langkah-langkah untuk membantu rumah tangga terdampak, maka jumlah penduduk miskin di Indonesia bisa melonjak 5,5 juta hingga 8 juta orang di 2020.
Sander menjelaskan, peningkatan penduduk miskin tersebut terjadi bila skenario terburuk pertumbuhan ekonomi yang negatif 2 persen terealisasi.
"Terutama jika tudak ada bansos. Jadi tanpa ada dukungan pemerintah, akan ada jutaan orang jatuh ke jurang kemiskinan," ujar dia dalam kesempatan yang sama.
Adapun di dalam laporan Bank Dunia dijelaskan, lonjakan penduduk miskin tersebut terjadi lantaran pendapatan rumah tangga merosot sekitar 5 persen hingga 7 persen, yang sebagian besar disebabkan oleh pendapatan rumah tangga yang lebih rendah. Selain itu, sekitar 2,6 juta hingga 3,6 juta orang akan kehilangan pekerjaan atau dirumahkan.