Tumpek Landek
Umur 25 Tahun Sudah Jadi Pande Keris, Yuga Wardiana Diajari Leluhur Lewat Mimpi
Mulai September 2018 lalu, Pande Putu Yuga Wardiana (25) memulai menggeluti dunia pembuatan keris atau pande keris.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Sebelum dirinya benar-benar menggeluti pande keris ini, dirinya punya ketakutan jika kelak tak ada pewarisnya lagi.
• Peringatan Dini BMKG, Masyarakat Diminta Waspada Gelombang Tinggi Hingga 6 Meter di 2 Wilayah Bali
• BREAKING NEWS : Tumpek Landep, Seluruh Kendaraan Operasional BPBD Denpasar Diupacarai
• Kecelakaan Maut, Pemotor Terseret 10 Meter di Kolong Truk, Petugas Pakai Dongkrak Untuk Mengeluarkan
Apalagi melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dan pekerjaan sebagai pembuat keris ini semakin ditinggalkan.
"Walaupun ini jaman modern, saya tak bisa lepas dari keris, dan sebagai orang wangsa Pande, saya harus meneruskan pembuatan keris ini, saya tidak bisa lepas dari ini. Ketakutan saya jika tak ada yang melanjutkan, makanya saya terjun membuat keris," imbuhnya.
Dalam membuat keris ini, dirinya tak bisa sembarangan, melainkan memperharikan hari baik dan meminta petunjuk leluhurnya.
Ia biasanya akan memulai membuat keris saat hari Selasa, Rabu, Purnama, maupun Kajeng Kliwon.
"Dan tergantung Ida Sesuhunan memberikan jalan dan bahannya apa. Karena keris yang dibuat di sini menggunakan bahan tri datu, panca datu, bahkan ada 17 macam bahan campuran," katanya.
• Jadwal Belajar dari Rumah Edisi Sabtu 18 Juli 2020, Diawali dengan Penayangan Acara Seri Animasi
• Kasus Sebelumnya Masih Proses Pelimpahan Berkas, Pelajar Ini Kembali Diringkus karena Mencuri Motor
Keris yang dibuat sejauh ini mulai dari keris yang akan dipakai di pura, untuk pusaka, sasikepan, maupun pengijeng karang.
Sejauh ini sudah 37 buah keris yang ia hasilkan dari awal menjadi pande keris.
Selain membuat keris, dirinya juga membuat senjata dewata nawa sanga untuk di pura, serta gong.
"Untuk alat-alat dapur seperti pisau juga buat, tapi hanya beberapa. Karena dari dulu memang di sini pembuatan keris dan senjata dewata nawa sanga dan gong, jadi itu yang diutamakan," katanya.
Sebelum keris ini diambil oleh pemilik, juga dilakukan prosesi pangurip (menghidupkan secara niskala).
"Ada juga upacara pamendak (penjemputan) keris dan sekaligus sebagai ucapan terima kasih kepada Ida Sesuhunan karena sudah membantu kelancaran pembuatan," katanya. (*)