Tumpek Landek
Umur 25 Tahun Sudah Jadi Pande Keris, Yuga Wardiana Diajari Leluhur Lewat Mimpi
Mulai September 2018 lalu, Pande Putu Yuga Wardiana (25) memulai menggeluti dunia pembuatan keris atau pande keris.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Mulai September 2018 lalu, Pande Putu Yuga Wardiana (25) memulai menggeluti dunia pembuatan keris atau pande keris.
Ia menggantikan sang ayah pemilik Pande Keris Urip Wesi Tapa Karya, karena ada pesanan pusaka keris dan sang ayah sedang sakit keras.
Ketika itu ia baru berusia 23 tahun dan baru menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi.
"Saya baru mengawali tahun 2018 akhir memulai membuat pusaka keris. Karena saat itu banyak pesanan dan ayah sakit jadi saya harus melanjutkan. Dan sekarang ayah saya sudah meninggal dan sekarang saya yang meneruskan warisan leluhur ini," kata Wardiana saat diwawancarai di rumahnya di Gang Pacar, Jalan Ratna, Denpasar, Sabtu (18/7/2020) siang.
• Posko Pemantauan Tatanan Kehidupan Baru di Denpasar Akan Ditambah 5 Titik
• Dari Petugas Parkir hingga Pedagang, BPBD Denpasar Periksa Suhu Pengunjung Lapangan Renon
• Mulai Senin 20 Juli, Pemkot Denpasar Larang Bermain Layang-Layang di Pantai Padang Galak
Untuk membuat keris ini, dirinya hanya belajar dua tahun dari sang ayah, sebelum sang ayah jatuh sakit dan meninggal.
Sisanya, ia belajar membuat keris dari leluhurnya lewat mimpi.
"Saya ingin sekali belajar, namun bapak saya keburu sakit dan akhirnya saya belajar dari leluhur saya lewat mimpi. Saat bapak meninggal hanya mewariskan 8 pusaka dan prapen ini dapat kebakaran dan itu perjalanan saya sebahai pande keris," katanya.
Dengan meneruskan pekerjaan turun-temurun ini, dirinya ingin membuat orangtuanya bangga dari alam sana.
• Update Covid-19: Denpasar Tembus 1.001 Kasus Positif, Jumlah Kasus Positif di Indonesia Dekati China
• Takut Ketahuan Orangtua Habis Mabuk-Mabukan, Leti Fuji Mengaku Dibegal Tiga Pria di Jalur Gitgit
• Grand Istana Rama Hotel Siap Jalankan Tatanan Pariwisata ‘Era Baru
"Saya generasi keempat pembuat keris ini dan saya ingin membuat orangtua saya bangga karena ada penerusnya dan orangtua saya tenang di alam sana," katanya.
Keris pertama yang ia buat tanpa bantuan ayahnya yakni keris pesanan dari Kesiman yang juga dilengkapi dengan lontar.
Dalam lontar ini, memuat kegunaan keris, hari baik penggunaannya, termasuk sejarah dibuatnya keris ini.
Selain itu, ia juga membuat keris bernama Wulan Tumanggang untuk Puri Pemecutan.
"Keris ini akan dipakai warisan secara turun-temurun agar punya keris Bali buatan pande dari Bali asli. Pembuatannya juga menggunakan batu meteor. Ini juga berisi lontarnya yang saya buat sendiri," tuturnya.
Sebelum dirinya benar-benar menggeluti pande keris ini, dirinya punya ketakutan jika kelak tak ada pewarisnya lagi.
• Peringatan Dini BMKG, Masyarakat Diminta Waspada Gelombang Tinggi Hingga 6 Meter di 2 Wilayah Bali
• BREAKING NEWS : Tumpek Landep, Seluruh Kendaraan Operasional BPBD Denpasar Diupacarai
• Kecelakaan Maut, Pemotor Terseret 10 Meter di Kolong Truk, Petugas Pakai Dongkrak Untuk Mengeluarkan
Apalagi melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dan pekerjaan sebagai pembuat keris ini semakin ditinggalkan.
"Walaupun ini jaman modern, saya tak bisa lepas dari keris, dan sebagai orang wangsa Pande, saya harus meneruskan pembuatan keris ini, saya tidak bisa lepas dari ini. Ketakutan saya jika tak ada yang melanjutkan, makanya saya terjun membuat keris," imbuhnya.
Dalam membuat keris ini, dirinya tak bisa sembarangan, melainkan memperharikan hari baik dan meminta petunjuk leluhurnya.
Ia biasanya akan memulai membuat keris saat hari Selasa, Rabu, Purnama, maupun Kajeng Kliwon.
"Dan tergantung Ida Sesuhunan memberikan jalan dan bahannya apa. Karena keris yang dibuat di sini menggunakan bahan tri datu, panca datu, bahkan ada 17 macam bahan campuran," katanya.
• Jadwal Belajar dari Rumah Edisi Sabtu 18 Juli 2020, Diawali dengan Penayangan Acara Seri Animasi
• Kasus Sebelumnya Masih Proses Pelimpahan Berkas, Pelajar Ini Kembali Diringkus karena Mencuri Motor
Keris yang dibuat sejauh ini mulai dari keris yang akan dipakai di pura, untuk pusaka, sasikepan, maupun pengijeng karang.
Sejauh ini sudah 37 buah keris yang ia hasilkan dari awal menjadi pande keris.
Selain membuat keris, dirinya juga membuat senjata dewata nawa sanga untuk di pura, serta gong.
"Untuk alat-alat dapur seperti pisau juga buat, tapi hanya beberapa. Karena dari dulu memang di sini pembuatan keris dan senjata dewata nawa sanga dan gong, jadi itu yang diutamakan," katanya.
Sebelum keris ini diambil oleh pemilik, juga dilakukan prosesi pangurip (menghidupkan secara niskala).
"Ada juga upacara pamendak (penjemputan) keris dan sekaligus sebagai ucapan terima kasih kepada Ida Sesuhunan karena sudah membantu kelancaran pembuatan," katanya. (*)