Kemendikbud Gencar Gaungkan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus gaungkan keberadaan Jalur Rempah kepada masyarakat, khususnya generasi muda.

Pixabay
Ilustrasi cengkih 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

 

 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus gaungkan keberadaan Jalur Rempah kepada masyarakat, khususnya generasi muda. 

Menurutnya, Jalur Rempah sebuah sejarah yang tidak boleh ditelan perkembangan jaman. 

Di sisi lain Kemendikbud menargetkan di tahun 2024, ingin mendominasikan jalur rempah menjadi warisan dunia yang diakui oleh UNESCO

Hal tersebut disampaikan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid melalui keterangan tertulis yang diterima tribunbali.com, Selasa (21/7/2020).

Satlantas Polresta Denpasar Tilang Pelanggar Sepeda Motor di Pasar Bualu

Di Balik Foto Viral Pertemuan Pertama Jokowi dan Sri Mulyani Pada Tahun 1998

Konsisten Tumbuh di Triwulan II 2020, BPR Lestari Bali Siap Genjot Pertumbuhan Kredit

"Kebijakan dari Kemendikbud terkait dengan jalur rempah, dalam dua tahun terakhir ini telah melakukan pendataan, riset mengumpulkan hasil-hasil dan temuan-temuan di lapangan mengenai sejarah dan mengumpulkan data," jelas Hilmar. 

”Harapan dalam program ini ke depannya adalah kita ingin sekali jalur rempah ini bukan hanya untuk kepentingan sejarah yang sifatnya masa lalu, tetapi juga untuk jaman sekarang,” sambungnya.

Hilmar mengaku, problem saat ini seperti pandemi Covid-19, harus meningkatkan daya tahan tubuh dan rempah-rempah ini manfaatnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Jadi rempah-rempah ini punya peran yang sangat luar biasa dan saat ini mulai dieksplorasi oleh kementerian pertanian, kementerian kesehatan untuk kepentingan riset.

Citilink Operasikan Seluruh Penerbangan di Terminal 3 Bandara Soetta Mulai 23 Juli 2020

Bupati Giri Prasta Terima Dandim 1611 Badung, Harapkan Kerja Sama dan Sinergi Tetap Terjaga

Bayi Menangis Saat Dimandikan, Apa Penyebabnya?

”Kita berharap potensi rempah yang kita miliki saat ini punya kontribusi terhadap kesehatan global, dan itu sudah dilakukan selama ratusan tahun, dan rempah rempah ini punya khasnya bermacam macam digunakan baik di dalam makanan, pengobatan herbal,”

Negeri dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa, tidak seperti tambang, kalau semakin digali semakin habis kalau budaya semakin digali semakin banyak yang keluar, jadi ini saya kira untuk masa depan Indonesia.

Sementara itu pelaksanaan Festival Kepulauan Rempah yang dibuat Pemkab Halmahera Barat (Halbar) tahun lalu, nampaknya mulai dilirik oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Ini dibuktikan, Bupati  Danny Missy diundang oleh Kemendikbud untuk menjadi pembicara di Talkshow yang disiarkan langsung stasiun swasta, Senin (20/7/2020) kemarin di Jakarta.

Setelah Layangan Sebabkan Gardu Listrik Meledak, Polisi dan PLN Berikan Imbauan Ini

Fakta Terkini Soal Kematian Editor Metro TV, Warga Lihat 2 Pria Misterius di Sekitar Lokasi Jenazah

Pemilik Layangan Bebean di Denpasar Ini Resmi Jadi Tersangka Setelah Sebabkan Gardu Listrik Meledak

Danny saat diundang menjadi pembicara memaparkan, Maluku Utara merupakan daerah yang memiliki kekayaan rempah seperti, cengkih, palah, ladah dan zaman itu, diperebutkan oleh portugis, belanda spanyol dan bangsa-bangsa lain.

Sehingga wilayah Maluku Utara dinamakan jalur rempah, olehnya itu harus ada kerjasama antar daerah untuk mengangkat kembali sejarah kepualaun rempah.

”Untuk Kabupaten Halbar sendiri dalam rangka bagaimana kita meningkatkan kapasitas pemahaman terhadap jalur rempah ini, kami menggandeng javara membutuhkan olahan makanan dari rempah, seperti teh rempah, kopi rempah, kue rempah yang berasal dari pala dan cengkih, sehingga bisa dikemas dalam bentuk makanan atau minuman yang ditingkatkan hingga pada tahapan ekspor,” ungkap Danny.

Ia berharap, apa yang telah dicanangkannya terkait potensi rempah di Maluku Utara, lebih khusus di Halbar bisa diteruskan terkait budidaya palah, cengkeh, kayu manis dan lain sebagainya.

Saat ini telah dilakukannya adalah membuat kebijakan dari sektor pertanian dengan membuat program menanam pala dan cengkih di areal perkebunan masyarakat.

”Di Halbar, kita melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka merefleksi kembali jalur rempah dengan cara membuat kegiatan festival,”katanya.

Festival yang saat ini sudah mendunia, kata Ketua HKTI Malut ini, FTJ mengangkat tentang kebudayaan festival kepulauan rempah yang mengangkat tentang potensi rempah di wilayah halbar dan festival 7 suku (rera tumding) yang disponsori langsung Dirjen Kebudayaan.

Sehingga dari festival yang telah dibuat itu dengan tujuan mentransfer kepada generasi muda agar mereka mengingat kembali tentang sejarah rempah rempah dan dijadikan bagian dari potensi budaya.

”Dari berbagai kegiatan festival yang kita angkat, dengan sendirinya muncul permainan tradisional dan ada juga bahasa bahasa yang sudah hampir punah itu muncul lagi dan inilah yang harus kita kembangkan dalam rangka mengulas kembali sejarah rembah dan ketersambuangan budaya di Indonesia Timur,” jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved