Selamatkan Warisan Budaya Leluhur,Dinas Perpustakaan & Arsip Jembrana Konservasi Ratusan Lontar Bali
Namun, kondisi lontar ada beberapa yang sudah rusak, sehingga memerlukan perawatan atau dikonservasi.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA- Untuk menyelamatkan lontar Bali yang banyak dipegang oleh warga Jembrana, Dinas Perpustakaan Jembrana menggandeng penyuluh basa Bali untuk menyelamatkannya.
Warisan budaya leluhur Bali itu, masih disimpan oleh sebagian besar masyarakat.
Namun, kondisi lontar ada beberapa yang sudah rusak, sehingga memerlukan perawatan atau dikonservasi.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jembrana, Ida Ayu Made Dharma Yanti Putra mengatakan, pihaknya memang melaksanakan program untuk upaya menjaga warisan leluhur.
• Bupati dan Wabup Hasil Pilkada Badung 2020 Hanya Menjabat Tiga Tahun, Ini Sebabnya
• Bupati Anas Minta Pendamping Desa Optimalkan Program Smart Kampung
• Jadi Narasumber Webinar, Bupati Suwirta Paparkan Peran Pemerintah dalam Memajukan Koperasi
Dimana program itu bekerjasama dengan para penyuluh Basa Bali.
Konservasi ini pun dilakukan sudah sejak tahun 2016 lalu.
"Ini merupakan program yang kami lakukan sejak 2016. Dimana program dari Dinas Kebudayan Provinsi Bali, yang bekerjasama dengan kami dan kebetulan program juga turut menggandeng penyuluh Bali. Karena memang mereka yang sangat paham dalam merawat dan mengetahui jenis lontar apa saja," ucapnya Rabu (28/7/2020).
Menurut dia, bahwa lontar itu masih sangat banyak berada di pemilik atau keturunan pembuat lontar warga Jembrana.
Dimana masih tersimpan, namun, perlu dilakukan konservasi untuk menghindarkan dari kerusakan dan juga dilakukan perawatan untuk menjaga kearifan budaya Bali.
Selain itu, ini tidak hanya dilakukan pada tahun ini saja, karena jumlah yang cukup banyak dan belum terdata.
Maka, setelah setiap selesai permintaan dari para pemilik untuk merawat, pihaknya juga mencoba untuk mendigitalisasikannya.
"Jadi supaya menjaga warisan leluhur. Dimana kalau itu rusak hurufnya nanti dibetulkan sama penyuluh. Setelah selesai maka tahap akhir ialah mendigitalisasikannya. Supaya nantinya anak cucu tetap dapat belajar lontar Bali," ungkapnya.
Terpisah, Koordinator Penyuluh Basa Bali Jembrana, I Putu Wahyu Wirayuda mengatakan, bahwa sejak 2016 lalu hingga 2019 sudah sekitar 451 lontar yang dikonservasi.
Untuk 2020 ini baru di tiga tempat dilakukan upaya konservasi, yakni di Banjar Sebual Desa Dangin Tukadaya Kecamatan Jembrana ada 2 cakep dikonservasi.
• Update Covid-19 di Bali 29 Juli 2020: 84 Orang Sembuh, 61 Orang Tambahan Positif
• Disdukcapil Bangli Usulkan Penambahan 20 Ribu Keping Blangko KIA
• Terkait Pilkada Badung, DPC Demokrat Akui Tetap Dukung Giri Prasta
Kemudian di Tegalcangkring sekitar 65 cakep, namun baru selesai dirawat 21 cakep.
Sedangkan di Desa Baluk ada lima cakep yang dirawat.
"Lontar di Jembrana yang sudah kami temukan kebanyakan lontar Usada, Kawisesan dan Pamujan atau mantra, Wariga, Kekawin, Kidung dan jenis lainnya," bebernya. (*).