Lelah dan Kesulitan Jalani Rutinitas Kerja dari Rumah? Coba 7 Cara Ini untuk Mengatasi

Psikolog Susan Albers, PsyD, menjelaskan mengapa bekerja dari rumah di era pandemi terasa sulit. Selain mereka yang menjalankan pekerjaannya di luar

Istimewa
Ilustrasi bekerja dari rumah 

TRIBUN-BALI.COM - Sebelum era pandemi, gagasan bekerja dari rumah terdengar luar biasa.

Kita tidak perlu terjebak macet saat menuju kantor, atau memakai setelan kerja sepanjang hari.

Namun, begitu pandemi berlangsung, sebagian orang baru sadar jika bekerja remote bukanlah keinginan yang mereka bayangkan.

Psikolog Susan Albers, PsyD, menjelaskan mengapa bekerja dari rumah di era pandemi terasa sulit. 

Selain mereka yang menjalankan pekerjaannya di luar rumah, orang-orang yang bekerja dari rumah juga berjuang, karena mereka beradaptasi dengan new normal atau normal baru.

"Ini saat yang membuat stres," kata Dr. Albers.

"Sulit untuk terus menjalani hidup, tidak memperhatikan dunia luar dan hanya melakukan pekerjaan kita."

Namun, kita dapat melakukan beberapa penyesuaian pada rutinitas bekerja dari rumah, seperti berikut:

Kim Junsu Akan Bermain di Drama Musikal Mozart!’, Kenang Kehidupannya Setelah Keluar dari Agensi

Setelah Luhut Laporan ke Presiden Jokowi, Ini Kebijakan Strategis untuk Banyuwangi

Cegah Krisis Stok di Tengah Pandemi, Jagabaya Dulang Mangap di 4 Kabupaten se-Bali Gelar Donor Darah

1. Sulit masuk ke "mode kerja"

"Ketika kita bekerja di kantor atau tempat lain, kita dapat mematikan pikiran terkait hal-hal di rumah. Dan saat sore hari, kita bisa meninggalkan pekerjaan," kata Dr. Albers.

"Bekerja di rumah, kita memiliki tanggung jawab pekerjaan dari kantor dan kegiatan yang harus dilakukan di rumah."

Coba cari tempat khusus untuk bekerja. Jika kita memiliki ruangan khusus, siapkan meja dan gunakan hanya untuk bekerja.

Bekerja dari tempat tidur atau sofa terasa nyaman, tetapi kita bisa saja tergoda untuk menonton televisi dibandingkan bekerja.

Albers juga menyarankan kita menyisihkan waktu untuk transisi.

"Transisi lebih sulit ketika kita di rumah sepanjang hari, jadi beri waktu 5-10 menit untuk beralih dari mode kerja," katanya.

"Dengarkan radio atau podcast, berjalan-jalan di sekitar perumahan. Apa pun yang memberi waktu bagi kita untuk istirahat mental." 

Park So Dam Akan Membintangi Drakor ‘Record of Youth’, Bermain dengan Park Bo Gum

Bantu Ibu Melahirkan di Atas Mobil Patroli, Empat Polisi Polsek Blahbatuh Diganjar Reward

Ramalan Zodiak Besok 5 Agustus 2020, Batas Kesabaran Scorpio DiUji, Taurus Perlu Instrospeksi Diri

2. Kelelahan

Kelelahan akibat menatap layar bisa terjadi.

"Secara mental, menatap layar melelahkan. Dan jika kita melakukan meeting dengan rekan kerja melalui video, otak kita harus bekerja lebih keras untuk menguraikan komunikasi nonverbal di layar," kata Dr. Albers.

Beristirahatlah secara teratur, berdiri dan regangkan tubuh, istirahatkan mata serta otak kita.

3. Tidak terhubung dengan rekan kerja

Banyak orang menemukan obrolan yang cair dengan rekan kerja adalah bagian penting, namun mereka melewatkannya.

Obrolan santai akan memberi interaksi sosial yang penting dan dapat membantu kita membaca suasana kantor.

Jadwalkan panggilan atau kirim pesan singkat untuk berhubungan dengan teman kerja.

"Kita mungkin harus melakukan upaya ekstra untuk menjangkau mereka," katanya. 

7 Desa dan Kelurahan di Denpasar Nol Kasus Positif Covid-19

10 Mobil Bekas Harga Rp 50 Jutaan, Ada Honda Jazz

Kelelahan hingga Berkeringat di Malam Hari, 8 Tanda Awal Kanker yang Harus Diwaspadai

4. Sulit berhenti makan camilan

Kita bosan dan stres. Sehingga, kita mengonsumsi banyak camilan.

Sayangnya, camilan tidak sehat dan kenaikan berat badan bisa membuat kita merasa lebih buruk, bukan lebih baik.

"Cobalah membawa makan siang dan camilan seolah-olah kita akan pergi bekerja," kata Dr. Albers.

"Istirahatlah untuk makan siang daripada mengunyah camilan di sela-sela pekerjaan."

5. Terlalu sering menunda pekerjaan

Beberapa orang melakukan tugasnya lebih baik jika mengikuti jam kantor, sehingga pekerjaan tidak terlambat hingga larut malam atau bahkan berlanjut di akhir pekan.

Mereka yang suka begadang akan menganggap mereka lebih produktif jika bekerja malam hari.

Jika kantor tempat kita bekerja terbilang fleksibel, kita bisa memilih waktu untuk menyelesaikan tugas.

Tapi, buat jadwal agar tetap teratur.

"Tambahkan waktu kerja dan waktu istirahat sehingga kita seimbang," kata Dr. Albers.

Yakin Hubunganmu dan Pasangan Akan Awet? Coba Cek 10 Tanda Ini

Permintaan Penerbangan Domestik di AirAsia Melonjak, Jakarta-Denpasar Jadi Rute Favorit

6. Mudah terganggu

Gangguan di rumah seolah tidak ada habisnya. Entah itu mengurus anak yang menangis, memberi makan hewan peliharaan, atau hal-hal lainnya.

Maka, gunakan teknologi untuk mengatasi gangguan di rumah.

"Pakai headphone peredam bising.

Coba gunakan pengatur waktu dan aplikasi pelacak waktu untuk tetap fokus," ujar Dr. Albers.

Kita bahkan dapat menggunakan program untuk memblokir akses ke media sosial selama jam kerja.

7. Atasan atau rekan kerja tidak memahami kita

Saat bekerja remote, lebih sulit bagi rekan kerja atau atasan untuk mengerti maksud kita.

Kita harus lebih jelas dalam menetapkan batas, dan lebih berupaya mengomunikasikan pikiran dan perasaan kita.

"Rekan kerja tidak bisa membaca perasaan kita, jadi kita harus mengambil langkah ekstra untuk berkomunikasi." (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Cara Mengatasi Rasa Lelah Akibat Bekerja dari Rumah"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved