Corona di Bali
Layanan Curhat Online di Denpasar Sudah Layani 28 Warga, Kebanyakan Cemas Akibat Dampak Covid-19
Pelaksana Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Luh Gde Gresia Arselina saat dihubungi Rabu (5/8/2020) mengatakan kebanyakan curhat
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Dinas Kesehatan Kota Denpasar bersama Komunitas Teman Baik menyediakan layanan curhat online, untuk mendukung kesehatan jiwa dan psikososial saat pandemi Covid-19.
Layanan curhat ini dibuka sejak Mei 2020 lalu dan masih tetap buka sampai hari ini.
Sampai saat ini sudah 28 warga yang memanfaatkan layanan ini.
Layanan curhat online ini pun diberikan oleh psikolog, psikiater serta relawan profesional.
• Trump Sebut Ledakan di Beirut Adalah Serangan Bom, Bukan Karena Faktor Zat Kimia Amonium Nitrat
• Jerink SID Akan Dijemput Paksa Oleh Polda Bali Bila Mangkir Pada Panggilan Kedua
• Akan Dipanggil Paksa Jika Tidak Datang Besok, Ini Kata Kuasa Hukum Jerink
Komunikasi akan dilakukan secara personal dan dijamin kerahasiaannya.
Pelaksana Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Luh Gde Gresia Arselina saat dihubungi Rabu (5/8/2020) mengatakan kebanyakan curhat terkait kecemasan akibat dampak pandemi Covid-19.
"Mereka cemas dan takut tertular Covid-19. Itu yang paling banyak, tapi saat awal-awal pandemi. Kalau sekarang setelah new normal sudah tak ada lagi," katanya.
Selain kecemasan, ada pula yang curhat kehilangan mata pencaharian sementara harus menghidupi keluarga.
Juga ada yang curhat tentang masalah lainnya termasuk depresi.
Ia menyebutkan, pihaknya terakhir menerima curhat pada 14 Juni 2020 lalu.
Namun setelah new normal belum ada yang melakukan curhat lagi.
Ia mengatakan ada dua faktor yang jadi penyebab, pertama warga sudah bisa beradaptasi dengan keadaan.
Kedua warga yang awalnya kehilangan pekerjaan sudah mulai dipanggil kerja.
"Kita juga edukasi masyarakat di media sosial, bagaimana cara atasi kecemasan dengan tidak terus-terusan melihat berita tentang Covid-19. Karen semakin dicari beritanya maalah semakin cemas," katanya.