Corona di Bali

Satgas Gotong Royong Desa Adat Kerobokan Gunakan Jas Hujan Saat Sosialisasi Penanganan Covid-19

Seperti halnya satgas gotong royong desa adat Kerobokan yang sempat menggunakan jas hujan sebagai alat pelindung diri.

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Satgas Gotong Royong Desa Adat Kerobokan Saat memberikan sosialisasi di pasar-pasar terkait covid-19 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Berbagai kisah unik dialami satgas gotong royong desa saat melakukan penanggulangan covid-19.

Seperti halnya satgas gotong royong desa adat Kerobokan yang sempat menggunakan jas hujan sebagai alat pelindung diri.

Ketua Satgas Covid Gotong Royong Desa Adat Kerobokan AA Bagus Bayu Joni Saputra mengatakan penggunaan jas ujan, sempat digunakan saat baru dibukanya posko Satgas Gotong Royong Desa Adat Kerobokan.

Pihaknya mengatakan saat itu belum ada APD dan tidak tahu harus berbuat apa.

Bercerita Tentang Kisah Penghianatan, Motifora Rilis Single Hujan Tanpa Gulem

Menteri kesehatan Amerika Serikat Kunjungi Taiwan, China Meradang dan Kerahkan Jet Tempur

Terkendala Sarana Prasarana, Sejumlah Sekolah di Karangasem Terpaksa Pakai Sistem Luring

"Kami memang sempat menggunakan jas hujan saat melakukan sosialisasi. Bahkan menggunakan helm serta menggunakan sepatu bot," ujarnya Senin (10/8/2020).

Kendati demikian pihaknya mengaku tetap melakukan sosialisasi dengan baik.

Bahkan saat pandemi covid-19 pihaknya mengumpulkan prajuru banjar untuk ikut menjadi relawan penanganan covid-19

"Kami di Desa adat Kerobokan mempunyai 50 Banjar banjar. Sehingga semuanya kami akan ajak untuk mengantisipasi penyebaran covid-19 di masing-masing banjar," ungkapnya.

Pihaknya menjelaskan, sosialisasi yang pertama dilakukan yakni turun langsung ke jalan untuk mengingatkan warga.

Selain itu juga membuat baliho dengan memasang di tempat-tempat strategis.

"Kami juga turun ke pasar-pasar, karena di wilayah kami ada 14 Pasar. Sehingga pengunjung maupun pedagang kita wajibkan untuk menggunakan masker," jelasnya.

Kendati demikian, tak jarang pihaknya juga mengadakan sidak masker, bahkan jika melanggar warga disuruh push up dan akan diviralkan.

" Jadi kalau membandel kami viralkan mereka," jelasnya.

Disinggung mengenai pendanaan untuk pelaksanaan kerja Satgas Gotong Royong, pihaknya mengaku tidak ada masalah.

Mengaku sebagai Dukun, Popo Tipu Satu Keluarga di Seririt Hingga Lakukan Perbuatan Cabul

Masuk Kriteria Informasi Publik, WALHI Bali Meminta Salinan Ranperda tentang Zonasi Wilayah Pesisir

Syarat Harus Datang ke Kantor BPJS untuk Dapat Rp 600.000 bagi Karyawan Gaji di Bawah Rp5 Juta Hoaks

Bahkan semuanya warga diberikan bantuan baik yang terdampak maupun yang tidak terdampak.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved