Jerinx SID Dilaporkan ke Polda Bali
Jerinx Langganan Juara di SD, Ayahnya Sudah Prediksi Masuk Penjara
I Gede Ari Astina alias Jerinx merupakan anak berprestasi di masa Sekolah Dasar.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Kemudian, waktu duduk di sekolah dasar, Arjono mulai merasakan anaknya berprestasi dalam bidang akademik.
Ini dibuktikan saat dia melihat nilai raport anaknya yang selalu dapat ranking setiap ada kenaikan.
“Waktu SD itu anak saya biasa dapat juara satu. Kalau saya sebagai orangtua kan hanya melihat dari nilai, waktu itu saya masih ingat nama kepala sekolahnya itu Pak Mesir dari Pecatu. Jadi Jerinx sekolah di Pemamoran Kuta,” ungkap Arjono.
Tatkala duduk di bangku SMP, Jerinx sudah tidak lagi berprestasi secara akademik seperti waktu dia duduk di bangku SD.
Namun, satu hal yang masih dia ingat waktu itu adalah anaknya mulai dipanggil Jerinx.
Arjono menceritakan, nama Jerinx ini muncul berawal dari salah satu temannya yang sering menginap di rumahnya.
Karena waktu itu rambut anaknya memang “berdiri”, maka teman-temannya memanggil Jerinx.
“Saya saja tidak mengerti kenapa namanya Jerinx, sempat saya tanya dia, kenapa nama kamu Jerinx, dia jelaskan, itu pak ada teman saya yang nyebut-nyebut ya jadinya saya dipanggil Jerinx,” tutur Arjono.
Arjono juga mengaku anaknya dulu sering diajak jualan kaset baik kaset untuk tape, atau CD.
Hampir setiap hari ia mendengarkan berbagai jenis musik saat ia diajak jualan.
Itu sebabnya, hobi Jerinx bermain musik ia duga karena bertahun-tahun diajak jualan kaset.
Jika dibandingkan dengan remaja, dan anak-anak muda kebanyakan, menurut Arjono, sosok Jerinx memang agak berbeda dari yang lainnya.
Satu yang sempat ia ingat waktu Jerinx masih duduk di bangku SMA, Arjono rutin memberi Jerinx bekal sekolah Rp 3 ribu per hari. Jerinx tak mau dikasih lebih.
“Di sana saya lihatnya, kenapa ini orang kok tidak mau dikasih lebih. Pernah suatu saat, saya kasih Rp 5 ribu, karena saya tidak ada uang receh, dia tidak mau, gimana pun caranya dia gak mau. Harus Rp 3 ribu. Saya tanya kenapa, katanya biar tidak ribet. Nah di sana saya melihat pemikiran anak saya mulai beda,” ucap Arjono.
Selain itu, yang membuat Arjono kaget dengan sifat dan sikap anaknya yang masih SMA adalah ketika Jerinx berangkat ke Jakarta untuk ikut demonstrasi menurunkan Soeharto pada tahun 1989.