Kain Geringsing Jadi Motif Uang Pecahan 75 Ribu

Krama Desa Adat Tenganan Pegeringsingan, Kecamatan Manggis menyambut gembira rencana pemerintah mengeluarkan uang pecahan 75 ribu berisi gambar kain

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Istimewa
Kain geringsing yang digunakan sebagai gambar uang pecahan 75 ribuan. Kain geringsing adalah kain yang disakralkan warga di Desa Adat Tenganan Pegeringsingan 

TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Krama Desa Adat Tenganan Pegeringsingan, Kecamatan Manggis menyambut gembira rencana pemerintah mengeluarkan uang pecahan 75 ribu berisi gambar kain geringsing di bagian belakang.

Kain geringsing adalah kain yang disakralkan warga Tenganan Pegeringsingan.

Kepala Desa Tenganan, Ketut Sudiastika, mengatakan, kain geringsing yang digunakan motif di pecahan uang 75 ribu disambut gembira.

Terutama pengerajin kain geringsing yang berada di Komunitas Masyarakat Indikasi Geografis (MPIG). Warga di luar kelompok juga sangat antusias dengan ini.

"Ini warisan leluhur Desa Adat Tenganan Pegeringsingan. Warga bangga dan bahagia dengan rencana pemerintah. Yang lebih bangga lagi pendesain motif dan kain itu sendiri serta para leluhur,"ungkap Perbekel Tenganan, I Ketut Sudiastika, Senin (17/8/2020). Kebijakan ini kado indah di HUT ke-75 RI.

Timsus Tiga Partai Kaji Empat Nama Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar

Garuda Patriot, Kado Kemerdekaan dari 4 Musisi Bali di Masa Pandemi

Erick Thohir Larang BUMN Ikut Tender Proyek yang Nilainya di Bawah Rp 15 Miliar

Ditambahkan, kain geringsing adalah warisan leluhur yang sudah diakui secara nasional. Gambar yang digunakan di uang adalah kain geringsing bermotif lubeng yang dipakai saat ritual.

"Sebelumnya memang krama adat bersama PERURI serta BI sudah membahas ini," aku Sudiastika.

Mantan Klian Tenganan Pegeringsingan mengaku, kain geringsing yang merupakn ciri khas Desa Adat Tenganan Pegeringsingan ditetapkan menjadi Warisan Budaya Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kain ini ditetapkan sebagai warisan budaya nasional di tahun 2015.

Bagi masyarakat di Desa Adat Tenganan Pegeringsingan, kain geringsing merupakan simbol Desa Tenganan.

Kain kebanggaan krama Adat Tenganan Pegeringsingan, dan dipakai saat mengelar upacara sakral dan disucikan warga sekitar.

Banyak filosofi dan makna yang tersirat dalam kain.

Secara bahasa, "gering" artinya sakit dan "sing" artinya tidak.

Berarti geringsing adalah tidak sakit. Sedangkan istilahnya, kain geringsing sebagai kain penolak bala. Wajib huukumnya krama  (warga) Tenganan memakai kain ini saat ritual sakral.

Seandainya ada warga tak memakai akan diberi sanksi.

Menlu Retno Beberkan 4 Program Prioritas Kementeriannya di Tengah Pandemi Covid-19, Apa Saja?

Uji Coba Bali United di Stadion Dipta Gianyar, Teco Tegaskan Ini

Diikuti 3.805 Pegawai, OJK Gelar Upacara Peringatan HUT ke-75 RI secara Virtual

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved